Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pekerja Migran Tewas saat Bangun Stadion Piala Dunia di Arab Saudi

ilustrasi pekerja konstruksi (unsplash.com/Josh Olalde)
Intinya sih...
  • Muhammad Arshad asal Pakistan meninggal saat bekerja di stadion baru Arab Saudi untuk Piala Dunia 2034.
  • Arshad terjatuh dari ketinggian saat mengerjakan konstruksi Stadion Aramco di Al Khobar pada 12 Maret 2025.
  • Perusahaan konstruksi Belgia, Besix Group, mengonfirmasi kematian Arshad dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus tersebut.

Jakarta, IDN Times - Seorang pekerja migran meninggal dunia saat bekerja di stadion baru yang sedang dibangun untuk Piala Dunia 2034 di Arab Saudi.

Muhammad Arshad, yang berasal dari Pakistan, terjatuh dari ketinggian saat mengerjakan konstruksi Stadion Aramco di kota Al Khobar pada 12 Maret 2025. Ia menjadi pekerja migran pertama yang diketahui tewas saat bekerja di proyek stadion untuk Piala Dunia tersebut.

Dilansir dari The Guardian, kematian tersebut dikonfirmasi oleh perusahaan konstruksi Belgia, Besix Group. Anak perusahaannya, Six Construct, adalah salah satu kontraktor utama dalam proyek pembangunan Stadion Aramco.

"Sebuah tim yang terdiri dari tiga pekerja melakukan pekerjaan bekisting (membuat cetakan untuk beton) di ketinggian ketika platform tempat mereka bekerja miring. Meskipun ketiganya dilengkapi dengan sistem penahan jatuh pribadi, satu pekerja tidak terhubung ke titik jangkar pada saat kejadian dan terjatuh, sehingga mengalami luka parah," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan. Pihaknya menambahkan bahwa korban meninggal akibat luka-lukanya di rumah sakit.

1. Para pekerja diminta hapus video kecelakaan dan tidak bahas peristiwa tersebut

Tidak jelas berapa lama Arshad telah bekerja di stadion tersebut, namun unggahan media sosial menunjukkan bahwa ia telah berada di tempat itu sejak September 2024. Ia diketahui bekerja sebagai mandor.

Menurut seorang sumber yang mengetahui kejadian tersebut, setelah kematian Arshad, para pekerja dikumpulkan dan diperintahkan untuk menghapus rekaman video terkait insiden itu. Mereka juga dilarang membicarakan kejadian tersebut dengan siapa pun.

“Untuk menghormati keluarga korban, para pekerja diminta untuk tidak membagikan foto kecelakaan tragis ini di media sosial," kata Besix, seraya menambahkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk menyelidiki kasus tersebut.

2. Korban tinggalkan 3 anak yang masih kecil

Jenazah Arshad telah diterbangkan ke Pakistan pada Selasa (18/3/2025) untuk dimakamkan. Pria berusia pertengahan 30-an itu meninggalkan tiga putra berusia antara 2 sampai 7 tahun.

"Kami seolah jatuh dari langit ke tanah. Seluruh keluarga masih dalam keadaan terguncang," kata ayah Arshad, Muhammad Bashir, kepada The Guardian.

"Ini akan berdampak jangka panjang pada kehidupan mereka. Penghasilan Arshad adalah satu-satunya sumber penghidupan mereka. Kami harus menanggung biaya hidup dan pendidikan mereka. Kami akan berusaha memenuhi kebutuhan mereka," tambahnya.

Pada Senin (17/3/2025), Bashir mengatakan bahwa ia belum dihubungi langsung oleh perusahaan tempat putranya bekerja. Namun, seorang kerabat di Arab Saudi telah memastikan bahwa keluarganya akan menerima gaji dan tunjangan Arshad yang belum dibayarkan.

Berdasarkan undang-undang ketenagakerjaan Arab Saudi, perusahaan wajib membayar kompensasi jika terjadi kematian di tempat kerja. Besix mengatakan bahwa pihaknya telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung keluarga korban dan memastikan semua pembayaran ditangani dengan cara yang tepat waktu dan penuh penghormatan.

3. Pekerja mengaku alami kondisi kerja yang buruk

Stadion Aramco adalah salah satu dari 11 venue yang dibangun menjelang Piala Dunia 2034. Stadion berkapasitas 47 ribu kursi ini dikembangkan oleh Aramco, perusahaan minyak milik negara yang menjadi salah satu sponsor FIFA. Ribuan pekerja migran, sebagian besar dari Bangladesh dan Pakistan, bekerja di lokasi tersebut.

Laporan Daily Mail tahun lalu mengungkap bahwa beberapa pekerja migran di stadion tersebut mengalami kondisi kerja yang sangat memprihatinkan. Mereka mengaku terjerat banyak utang akibat biaya ilegal yang harus mereka bayarkan untuk masuk ke Arab Saudi. Selain itu, mereka ditempatkan di kamar sempit dan tidak layak, sementara harus bekerja selama 10 jam setiap hari di bawah terik matahari dengan suhu mencapai 45 derajat Celsius pada musim panas.

Semua ini dilakukan demi upah yang tidak seberapa. Sebagian pekerja bahkan mengaku gaji mereka sempat ditahan selama berbulan-bulan.

Namun, Besix menyatakan telah mengambil langkah signifikan dalam melindungi hak-hak pekerja, sementara Aramco mengatakan bahwa keselamatan dan kesejahteraan karyawan adalah prioritas utama.

“Perusahaan mengikuti praktik terbaik industri dalam mengelola dan melaporkan insiden, termasuk menentukan fakta, urutan kejadian, dan akar penyebabnya,” kata Aramco.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us