Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemukim Israel Serang Sekolah Palestina di Tepi Barat yang Diduduki

gambar bendera Palestina di dinding (unsplash.com/Ash Hayes)
Intinya sih...
  • Pemukim Israel merusak dan mencuri di Sekolah Zanuta, Tepi Barat selatan.
  • Kementerian Pendidikan Palestina mengutuk serangan tersebut dan meminta UNICEF untuk melindungi sekolah-sekolah di daerah terpencil.
  • Kekerasan oleh pemukim Israel meningkat sejak serangan Hamas 2023, dengan 960 warga Palestina tewas dan ribuan lainnya terluka.

Jakarta, IDN Times - Sekelompok pemukim Israel menyerang sebuah sekolah Palestina di Tepi Barat selatan pada Minggu (27/4/2025). Akibatnya, gedung tersebut mengalami kerusakan parah.

Menurut laporan kantor berita Wafa, pemukim ilegal tersebut merusak Sekolah Zanuta di timur Al-Dhahiriya, selatan kota Hebron, dan mencuri barang-barang di dalamnya. Kepala pemerintah setempat, Fayez Al-Tal, mengatakan bahwa sekolah itu baru saja direnovasi oleh penduduk desa untuk persiapan penerimaan siswa.

“Pemukim ilegal sebelumnya telah menyerang dan menghancurkan sekolah tersebut beberapa kali, serta menyerang penduduk desa dan rumah-rumah mereka,” tambahnya.

1. Kementerian Pendidikan Palestina kecam serangan tersebut

Dilansir dari Anadolu, juru bicara Kementerian Pendidikan Palestina, Sadiq Al-Khadour, mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai upaya baru untuk mengusir warga Palestina dari desa mereka.

Khadour mengatakan bahwa kementeriannya telah berupaya merehabilitasi Sekolah Zanuta, yang mendidik sekitar 40 anak dari desa terpencil di daerah tersebut.

“Sekolah ini memberikan layanan kemanusiaan yang penting bagi warga di daerah-daerah yang terpinggirkan,” katanya, seraya menyerukan kepada organisasi hak asasi manusia, khususnya UNICEF, untuk memastikan bahwa sekolah ini dan sekolah-sekolah lainnya di daerah terpencil dapat terus beroperasi.

2. Sekolah Zanuta dihancurkan oleh pemukim Israel pada 2023

Pada November 2023, para pemukim Israel menghancurkan Sekolah Zanuta setelah secara paksa mengusir lebih dari 250 penduduk desa tersebut sebulan sebelumnya. Setelah sembilan bulan mengungsi, warga berhasil mendapatkan putusan dari pengadilan Israel pada Agustus 2024, yang mengizinkan mereka untuk kembali ke rumah mereka.

Kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina meningkat sejak serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza.

Dilansir dari Middle East Eye, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mencatat 1.400 insiden di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur, termasuk serangan fisik, pembakaran, penggerebekan terhadap komunitas Palestina, dan perusakan tanaman, dengan rata-rata hampir empat insiden per hari. Insiden-insiden ini mengakibatkan luka, kematian, atau kerusakan properti.

3. Hampir 960 warga Palestina tewas akibat serangan militer dan pemukim Israel di Tepi Barat

Sejak Oktober 2023, hampir 960 warga Palestina telah tewas dan lebih dari 7 ribu lainnya terluka akibat serangan militer Israel dan pemukim ilegal di Tepi Barat. Data dari Komisi Kolonisasi dan Perlawanan Tembok menunjukkan bahwa pemukim Israel telah membunuh sedikitnya tujuh warga Palestina selama paruh pertama 2024.

Menurut OCHA, sekitar 4.700 warga Palestina juga telah menjadi pengungsi internal di Tepi Barat selama setahun terakhir. Sebanyak 12 persen di antaranya menyebut kekerasan pemukim dan pembatasan akses sebagai penyebab utamanya.

Pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa pendudukan Israel selama beberapa dekade atas tanah Palestina adalah tindakan ilegal. Lembaga tersebut mendesak pengosongan semua pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us