Perempuan Dilarang Kerja, 4 LSM di Afghanistan Berhenti Beroperasi

Jakarta, IDN Times - Empat organisasi non-pemerintah (LSM), atau organisasi kemanusiaan di Afghanistan, terpaksa menangguhkan operasinya karena Taliban melarang perempuan bekerja.
Empat LSM tersebut adalah Care International, the Norwegian Refugee Council (NRC) Save the Children, dan The International Rescue Committee (IRC).
Semuanya termasuk organisasi besar yang telah secara aktif membantu penduduk Afghanistan terhindar dari ancaman kelaparan dan bencana kemanusiaan. Mereka mengatakan bahwa lembaga yang dijalankannya tidak bisa beroperasi karena para perempuan dilarang bekerja.
1. LSM internasional menuntut agar perempuan bisa melanjutkan pekerjaan

Taliban, yang menguasai Afghanistan, baru-baru ini telah mengeluarkan larangan perempuan belajar di perguruan tinggi. Lalu, pada Sabtu (24/12/2022), Taliban juga melarang perempuan bekerja.
Larangan terbaru itu, menurut juru bicara Kementerian Ekonomi Abdel Rahman Habib, karena staf perempuan kelompok organisasi asing melanggar aturan berpakaian seperti tidak mengenakan jilbab dengan benar.
Dilansir BBC, para pemimpin dari Care dan Save the Children mengatakan, organisasi mereka tidak dapat menjangkau jutaan warga Afghanistan yang membutuhkan jika bukan karena staf perempuan.
"Sementara kami mendapatkan kejelasan tentang pengumuman ini, kami menangguhkan program kami, menuntut laki-laki dan perempuan dapat melanjutkan bantuan menyelamatkan nyawa kami secara setara di Afghanistan," tambah para pemimpin LSM itu dalam sebuah pernyataan.
2. Bertahun-tahun perempuan bekerja untuk layanan kemanusiaan
Selama bertahun-tahun, Afghanistan telah bergantung dari bantuan luar negeri. Banyak LSM kemanusiaan beroperasi untuk membantu warga Afghanistan dari kekurangan makanan dan menyediakan layanan kesehatan.
Empat LSM yang menangguhkan operasinya itu bertahun-tahun menyediakan layanan kesehatan, pendidikan, perlindungan anak dan nutrisi, serta dukungan kemanusiaan lainnya.
IRC, salah satu organisasi bantuan utama, mempekerjakan sekitar 3 ribu perempuan di Afghanistan. Dilansir Associated Press, IRC memperingatkan bahwa mengecualikan perempuan dari pekerjaan dapat menyebabkan bencana kemanusiaan dalam jangka pendek dan panjang.
Martin Schuepp, pejabat tinggi IRC, bulan lalu menjelaskan bahwa di tahun mendatang akan ada lebih banyak warga Afghanistan berjuang bertahan hidup karena kondisi kehidupan yang memburuk. Sekitar 24 juta penduduk sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan.
3. Keputusan Taliban sangat mengecewakan

Taliban melarang perempuan kuliah dan bekerja karena banyak dari mereka yang tidak mematuhi aturan mengenakan hijab dengan benar.
Dilansir CNN, pada Sabtu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam keputusan Taliban yang disebut sangat mengecewakan. PBB mengatakan, perempuan harus memiliki peran kritis dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk respons kemanusiaan.
"Melarang perempuan bekerja akan melukai hak-hak dasar perempuan sekaligus melanggar prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," katanya.
Amnesty Internasional menyerukan agar larangan itu segera dihapus dan Taliban berhenti menyalahgunakan kekuasaan mereka.
UNICEF, badan PBB untuk anak-anak, menilai keputusan Taliban adalah kemunduran mengerikan bagi anak perempuan dan perempuan yang punya konsekuensi besar pada penyediaan layanan kesehatan, gizi dan pendidikan anak-anak.