75 Tahun Sidang Umum PBB, Ini yang Baru Pertama Kali Terjadi

Jakarta, IDN Times - Sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dimulai pada minggu ini diselenggarakan berbeda. Dalam 75 tahun sejarahnya, ini merupakan kali pertama sidang digelar secara virtual karena krisis kesehatan akibat pandemik COVID-19.
Para pemimpin dunia yang biasanya sudah berada di New York, Amerika Serikat, sehari sebelum pembukaan, kini akan menyampaikan pidato mereka secara jarak jauh. Misalnya, Presiden RI Joko "Jokowi" Widodo dijadwalkan akan melakukan pada Selasa (22/9/2020).
1. Jumlah delegasi yang hadir secara langsung dibatasi

Pada Senin, 21 September 2020, Presiden Majelis Umum PBB Volkan Bozkir yang berasal dari Turki sudah memberikan pidato pembuka dari markas besar PBB. Seperti dilaporkan The New York Times, panitia membatasi jumlah delegasi di mana hanya dua perwakilan yang boleh hadir langsung.
Jarak satu dengan yang lain juga diatur. Mereka pun diwajibkan memakai masker. Pemandangan tersebut tentu unik mengingat biasanya salah satu ruang utama itu dipenuhi dengan para diplomat yang sibuk membicarakan agenda-agenda sidang untuk beberapa hari mendatang.
2. Sejak pertengahan tahun ini sudah muncul kesepakatan sidang tak bisa berlangsung seperti biasa

Bagi banyak pemimpin dunia, Sidang Umum PBB adalah peristiwa khusus, termasuk sebagai ajang pertemuan bilateral dengan petinggi negara lain. Namun, pandemik COVID-19 yang masih berlangsung membuat spekulasi bahwa agenda itu harus diselenggarakan dengan format berbeda, sudah muncul sejak beberapa bulan lalu.
Kemudian, pada Juni, PBB menegaskan Sidang Umum harus dilaksanakan secara jarak jauh untuk pertama kalinya. Podium yang sebelumnya terkenal dipakai berpidato, mulai dari Muammar al-Gaddafi hingga Benjamin Netanyahu, sekarang dikosongkan. Sebagai gantinya, para pemimpin dunia menyampaikan orasi mereka dari negara masing-masing.
"Para pemimpin dunia tak bisa datang ke New York sebab mereka tidak mungkin berangkat seorang diri," ujar mantan Presiden Majelis Umum PBB Tijjani Muhammad-Bande. Ia menegaskan bahwa baik presiden maupun perdana menteri selalu bepergian dengan unit pengamanan khusus serta staf-staf mereka.
Mereka juga diberi pilihan untuk merekam pidato terlebih dulu atau berbicara langsung. Jika memilih yang kedua, mereka akan berbicara di hadapan ruang sidang yang hampir kosong. Meski bisa saja ada perwakilan diplomatik dari negara mereka yang berada di tempat tersebut.
3. Presiden Amerika Serikat menolak berpidato

Para pemimpin negara anggota Dewan Keamanan PBB umumnya memberikan pidato mereka saat pembukaan sidang. Namun, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sendiri dijadwalkan berbicara kemarin. Tetapi, ia memutuskan tidak melakukannya.
Ia pun digantikan Deputi Perwakilan Tetap Amerika Serikat untuk PBB Duta Besar Cherith Norman Chalet. Tidak ada penjelasan mengapa Trump menolak berpidato. Namun, ia masih tetap diharapkan untuk menyampaikan pidato lewat rekaman video pada hari ini, seperti pemimpin-pemimpin lainnya.