Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pesan To Lam untuk ASEAN, Jaga Perdamaian di Tengah Ancaman

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam di Sekretariat ASEAN, Jakarta. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)
Intinya sih...
  • ASEAN harus bersatu menghadapi ancaman pemisahan dari negara-negara besar
  • Ancaman juga berasal dari lonjakan kemajuan ilmiah dan kecerdasan buatan (AI)
  • Krisis menjadi katalisator potensi untuk ASEAN maju dan memposisikan ulang dirinya di atas fondasi prinsip, nilai, dan pencapaian bersama

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (PKV), To Lam, membagikan pemikirannya untuk kawasan Asia Tenggara. Ia menyampaikan pidato publiknya di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Senin (10/3/2025).

"Terinspirasi dari semangat, persahabatan dan solidaritas ASEAN, saya membagikan pemikiran saya tentang peran penting ASEAN di Indo-Pasifik, kebijakan diplomasi dan integrasi Vietnam di era baru, dan tanggung jawab kita bersama membina perdamaian, stabilitas, dan pembangunan bagi ASEAN dan kawasan Asia Tenggara," kata To Lam membuka pidato publiknya.

To Lam menegaskan, saat ini ada tiga tren besar yang menonjol sebagai pendorong utama yang membentuk masa depan ASEAN.

1. Persaingan strategis negara besar

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam di Sekretariat ASEAN, Jakarta. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

To Lam mengatakan, ASEAN harus bersatu menghadapi 'ancaman' pemisahan dari negara-negara besar. Ancaman juga bukan hanya ditunjukkan oleh persaingan kekuatan besar, ada pula dari lonjakan kemajuan ilmiah dan kecerdasan buatan (AI).

"Pertama, pembentukan kembali lanskap global menuju dunia multipolar. Dalam tatanan baru ini, persaingan starategis dan pemisahan antar negara besar dunia terus terjadi," kata dia.

2. Menyesuaikan strategi pembangunan dengan tantangan yang ada

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam di Sekretariat ASEAN, Jakarta. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Ancaman signifikan lainnya adalah dari perubahan iklim, penipisan sumber daya, epidemi, keamanan siber dan populasi yang menua.

"Hal ini mengharuskan setiap negara untuk menyesuaikan strategi pembangunannya dan bergabung dalam tata kelola global," kata To Lam.

"Inovasi-inovasi ini pada dasaranya mengubah dimensi budaya, ekonomi, politik dan sosial di tingkat global, nasional, bahkan individu," lanjut dia.

Krisis yang dihadapi negara-negara di Asia Tenggara menjadi tantangan besar bagi ASEAN. Namun, kata To Lam, tantangan ini justru menjadi katalisator potensi.

3. Tantangan mendekatkan anggota ASEAN

ASEAN meeting (asean.org)

To Lam mengatakan krisis mendekatkan negara-negara dalam upaya mencari solusi bersama, dan keadaan seperti itu memberi ASEAN jendela peluang unik untuk maju dan memposisikan ulang dirinya di atas fondasi prinsip, nilai, dan pencapaian bersama selama enam dekade.

Menurut dia, ini adalah momen untuk memajukan inovasi lebih berani dari sebelumnya. "Yang kita butuhkan adalah tekad dan persatuan kuat dalam menghadapi kesulitan kita, memperkuat kerja sama, memelihara inovasi dan menciptakan dorongan baru untuk pertumbuhan di seluruh ASEAN, masing-masing negara anggotanya, dan mitranya," imbuh To Lam.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us