PM Anwar Janji Penyelidikan Penembakan Lima PMI Akan Transparan

- Anwar Ibrahim berjanji akan melakukan penyelidikan menyeluruh terkait penembakan lima PMI di Malaysia.
- Perdana Menteri Malaysia tersebut juga menegaskan tidak akan melindungi siapapun dan ingin menjaga hubungan baik dengan Indonesia.
- Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia, Judha Nugraha, mengatakan hasil autopsi menunjukkan PMI tewas akibat luka tembak di leher.
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim berjanji pihaknya bakal melakukan penyelidikan secara menyeluruh terkait peristiwa penembakan lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tepi Pantai Banting, Kuala Langat, pada 24 Januari 2025 lalu. Bahkan, ia berjanji tidak akan melindungi siapapun.
"Indonesia merupakan negara sahabat dan pada Jumat pagi saya meminta agar laporan berisi penyelidikan awal dikirimkan ke KBRI Kuala Lumpur. Ini semua bisa dilakukan, karena bagi kami, Indonesia adalah kawan baik," ujar Anwar yang dikutip dari situs resmi PM Malaysia dalam rangka perayaan Tahun Baru China.
"Saya jamin penyelidikan akan transparan dan tidak melindungi siapapun," imbuhnya.
Anwar mengatakan ketika penyelidikan sudah selesai maka hasilnya juga bisa dilihat oleh Pemerintah Indonesia. Ia mengaku tidak ingin peristiwa penembakan PMI itu merusak hubungan baik yang selama ini sudah terjalin.
"Meski begitu, negara ini tetap harus mematuhi aturan hukum. Terlalu banyak orang yang datang tanpa izin. Terlalu banyak peristiwa penyelundupan manusia, narkoba, barang-barang ilegal dan kami harus tegas untuk mencegah hal itu terjadi," tutur dia.
1. PM Anwar berharap Prabowo tidak ikuti kemarahan publik semata

Lebih lanjut Anwar juga mengingatkan bahwa pemerintahannya tidak bisa bertindak melawan aturan hukum. Sehingga, ia berharap pihak Indonesia dan Negeri Jiran sama-sama memahami situasi ini. Anwar berpesan kepada Prabowo untuk melihat permasalahan dengan bijak.
"Seperti yang dikatakan oleh Presiden Indonesia dan saya sudah katakan, ikuti aturan hukum dan jangan ikuti kemarahan yang sembrono sebab itu bisa berdampak terhadap hubungan baik kedua negara," kata Anwar.
Ia bisa melihat bagaimana pemberitaan terhadap isu penembakan PMI di Indonesia. Anwar menyadari pemerintahannya dituduh telah melanggar aturan HAM internasional.
Ia mengaku sudah berdiskusi dengan Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia dan menyampaikan pesan kepada Kementerian Dalam Negeri. Anwar tegas meminta agar dilakukan penyelidikan yang menyeluruh. Ia tak ingin hubungan baik Malaysia dan Indonesia rusak karena permasalahan ini.
"Sekali lagi, saya tidak ingin melindungi siapapun, bila mereka mengikuti atau tidak mengikuti aturan hukum," imbuhnya.
2. Anwar meminta masyarakat Malaysia tidak ikut terpancing emosi

Anwar juga berpesan kepada masyarakat di Malaysia agar tidak ikut terpancing emosi lantaran isu penembakan pekerja migran asal Indonesia. Ia menyadari amarah masyarakat Indonesia sudah dilampiaskan lewat aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Malaysia di Jakarta.
"Kedutaan kami diganggu dan dilempari telur. Tapi, kami tahu ini hanya dilakukan oleh sekelompok kecil orang. Tapi, saya berharap di Malaysia tidak menunjukkan reaksi apapun," katanya.
Ia mengajak masyarakat Malaysia untuk mengikuti aturan hukum yang berlaku. "Saya memahami sering kali kemarahan didasari pada laporan yang tidak bertanggung jawab sehingga memanaskan suasana. Bahkan, seolah sudah ada keputusan sebelum investigasi selesai dilakukan," tutur dia.
3. PMI yang ditembak tewas akibat tembakan di bagian leher

Sementara, Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, mengatakan, pihaknya sudah menerima hasil autopsi dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang tewas ditembak petugas Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM). Hasilnya, PMI berinisial B itu tewas akibat luka tembak di bagian leher.
"Korban terkena gunshot wound to the neck," ujar Judha kepada IDN Times melalui pesan pendek, Rabu kemarin.
Namun Judha mengaku tak tahu apakah luka tersebut akibat tembakan jarak dekat atau bukan. "Yang tertulis di sertifikat autopsi hanya menyebutkan penyebab kematian," kata dia.
Judha mengatakan, dirinya sudah sampai di Pekanbaru untuk mendampingi pemulangan jenazah B ke Pulau Rupat, Riau. Di sisi lain, empat PMI lainnya sedang dirawat di dua rumah sakit berbeda.