Polandia Terima Drone TB2 Terakhir dari Turki

- Polandia menerima paket terakhir pembelian pesawat nirawak (UCAV) Bayraktar TB2 dari Turki.
- Upacara serah terima dilakukan di Pangkalan Kendaraan Udara Tak Berawak ke-12 di Polandia.
- Baykar mengirim sistem terakhir Bayraktar TB2 ke Polandia pada 16 Mei 2024, membuat sejarah sebagai negara anggota NATO dan UE.
Jakarta, IDN Times - Polandia menerima paket terakhir pembelian pesawat nirawak (UCAV) Bayraktar TB2 dari perusahaan Baykar, Turki. Hal ini diumumkan oleh Sekretariat Industri Pertahanan (SSB) pada Jumat (17/5/2024).
Polandia membeli 24 unit TB2 dari Baykar dengan kesepakatan yang dibuat pada 2021 senilai 270 juta dolar (Rp4,3 triliun). Pengiriman paket pertama senjata udara tersebut dilakukan pada Oktober 2022, lalu disusul pengiriman pada April dan Oktober 2023.
Drone Baykar telah dijual ke banyak negara dan popularitasnya semakin meluas. Negara-negara yang telah menggunakan senjata itu adalah Azerbaijan, Ukraina, Qatar, dan Libya.
1. Prestasi Baykar meningkatkan citra Turki

Upacara serah terima paket terakhir pengiriman TB2 dari Turki ke Polandia dilakukan di Pangkalan Kendaraan Udara Tak Berawak ke-12 di Polandia. Presiden SSB Haluk Gorgun, wakil menteri pertahanan Polandia Pawel Bejda dan manajer umum Baykar Haluk Bayraktar, ikut berpartisipasi dalam acara itu.
Dilansir Daily Sabah, Gorgun mengatakan Turki saat ini menjadi pemain global di bidang pesawat nirawak, kapal, sistem elektronik, kendaraan darat, serta amunisi. Desain dan kemampuan teknologi dibuat di dalam negeri.
"Baykar adalah perusahaan yang diikuti oleh seluruh dunia dengan talenta-talenta mudanya, kekuatan yang mampu mengubah keadaan, terobosan teknologi unggul dan keberhasilan ekspor, serta merupakan kebanggaan nasional negara kami," kata Gorgun.
"Keberhasilan yang diraih perusahaan kami ini secara positif meningkatkan citra negara kami di mata dunia," tambahnya.
2. Mencetak sejarah Turki mengirim UCAV ke anggota NATO dan UE

Dalam unggahan di media sosial, Haluk Bayraktar mengatakan bahwa perusahaan mengirim sistem terakhir Bayraktar TB2 ke Polandia pada 16 Mei 2024.
"(Ini) untuk pertama kalinya dalam sejarah Turki, kami berhasil menyelesaikan ekspor UCAV berteknologi tinggi ke negara anggota NATO dan UE," tulisnya, dikutip Defense News.
Pesawat nirawak TB2 ini memiliki kemampuan terbang di ketinggian sedang dan memiliki daya tahan lama. Senjata tersebut dapat membantu pengintaian, identifikasi target untuk artileri dan memiliki serangan presisi.
3. Aspek politik dalam pembelian drone Turki oleh Polandia

TB2 dilengkapi serangkaian teknologi avionik canggih dengan sistem yang memungkinkan bergerak secara otonom dalam lepas landas, mendarat dan melakukan penerbangan.
Dilansir dari laman resminya, perusahaan menulis bahwa dimensi pesawat tersebut berukuran panjang 6,5 meter, rentang sayap 12,5 meter dan durasi penerbangan mencapai 27 jam.
Dilansir Deutsche Welle, analis Turki di Institut Urusan Internasional Polandia (PISM) Karol Wasilewski mengatakan pada 2021, ada aspek politik menarik dari kesepakatan drone Turki-Polandia.
"Tampaknya melalui transaksi ini Polandia berusaha tidak hanya memperkuat hubungannya dengan Turki, namun juga membuatnya lebih terikat pada keamanan sisi timur NATO, serta membuat perpecahan antara Turki dan Rusia, pada saat hubungan itu sangat rumit," katanya.
Turki adalah salah satu anggota NATO yang memiliki kedekatan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ankara bahkan pernah membeli peluncur rudal S-400 buatan Moskow yang membuat Amerika Serikat (AS) marah.