Polandia Tuduh Rusia Rencanakan Teror Udara Pakai Bom Api

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Polandia, Donald Tusk, menuduh Rusia merencanakan serangan udara dengan bom api yang dapat menjatuhkan pesawat di berbagai negara. Tuduhan ini disampaikan dalam konferensi pers di Warsawa, Rabu (15/1/2025).
Tusk menyebut bahwa Polandia telah menggagalkan beberapa aksi sabotase Rusia, termasuk serangan bom api yang terjadi di Inggris, Jerman, dan Polandia pada musim panas lalu. Paket-paket berbahaya ini diduga menjadi uji coba untuk serangan lebih besar.
Ancaman ini bahkan membuat pejabat Gedung Putih khawatir bahwa serangan serupa bisa menargetkan Amerika Serikat (AS) dan Kanada.
1. Paket bom api sebagai uji coba serangan
Dilaporkan dari The Guardian, paket-paket berisi bom api ditemukan di Eropa pada musim panas 2024. Salah satu paket menyebabkan kebakaran di fasilitas DHL Birmingham setelah melalui penerbangan. Paket lain terbakar di landasan pacu bandara Leipzig, Jerman, sebelum dimuat ke pesawat.
Paket-paket ini dikirim dari Lithuania, salah satunya tersembunyi dalam alat pijat. Menurut New York Times, aksi ini diduga dirancang intelijen militer Rusia (GRU) sebagai uji coba untuk serangan lebih besar di AS dan Kanada.
“Informasi terbaru menunjukkan bahwa Rusia merencanakan aksi teror udara, tidak hanya terhadap Polandia,” ujar Tusk.
2. Zelenskyy temui Tusk bahas keamanan
Di tengah ancaman ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu dengan PM Tusk di Polandia. Keduanya membahas kerja sama untuk menghadapi ancaman Rusia dan menjaga keamanan kawasan.
Dilansir The Kyiv Independent, pertemuan ini juga menghasilkan kesepakatan terkait ekskavasi korban Perang Dunia II, isu sensitif yang lama memicu ketegangan antara kedua negara.
3. Risiko serius bagi keamanan kargo udara
Bom api yang ditemukan mengandung magnesium, bahan yang sulit dipadamkan dengan air. Foto yang beredar menunjukkan api terang di gudang DHL Birmingham, yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal jika terbakar di udara.
Mantan kepala intelijen Jerman, Thomas Haldenwang, menyebut bahwa jika bom terbakar selama penerbangan, itu akan menyebabkan kecelakaan.
Hal ini mendorong peningkatan keamanan kargo udara di Eropa, meski pernyataan resmi untuk publik masih minim.
4. Rusia bantah tuduhan
Kementerian Luar Negeri Rusia membantah keterlibatan dalam insiden ini. Rusia juga menolak tuduhan lain soal sabotase dan pembakaran yang sebelumnya dilaporkan pejabat Barat.
Sementara itu, Gedung Putih telah memperingatkan Rusia agar menghentikan aksi ini. Prosedur keamanan pengiriman barang juga diperketat untuk mencegah kejadian serupa, meski pemerintah belum memberikan penjelasan lengkap kepada publik.