Presiden Meksiko Tolak Hukum Imigrasi di Texas

Jakarta, IDN Times - Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) mengaku akan melawan kebijakan imigrasi yang diterapkan Texas untuk mempersekusi migran yang masuk secara ilegal. Dalam pernyataan pada Selasa (19/12/2023), dia mengklaim hukum tersebut tidak manusiawi.
Belakangan ini, Meksiko dan Amerika Serikat (AS) dilanda krisis migrasi akibat tingginya migran yang masuk dari berbagai negara. Bahkan, Meksiko sudah melakukan pengetatan di seluruh negeri dalam mengadang migran ilegal yang masuk ke teritorinya dari Amerika Tengah.
1. AMLO akan memrotes hukum imigrasi yang diterapkan Abbott

AMLO berjanji akan melawan hukum imigrasi baru yang diterapkan Gubernur Texas Greg Abbott yang memperbolehkan aparat keamanan menangkap dan menghukum imigran yang masuk ke dalam teritori AS secara ilegal.
"Kementerian Luar Negeri Meksiko sudah bekerja dalam melawan penerapan hukuman yang tidak manusiawi kepada migran ini," terang AMLO, dikutip The Hill.
"Gubernur Abbott hanya ingin meningkatkan popularitasnya dengan menerapkan kebijakan seperti ini, tetapi ia tidak akan menang. Ia telah kehilangan kebaikannya karena di Texas terdapat banyak warga Meksiko dan migran," sambungnya.
Pada Juli lalu, Kemlu Meksiko sudah memrotes kebijakan Abbott untuk memasang pembatas di Sungai Rio Grande yang membatasi AS-Meksiko. Pemerintah Federal pun langsung memerintahkan pemerintah Texas untuk menarik semua pembatas tersebut.
2. Abbott akan hukum imigran yang masuk ke Texas secara ilegal
Abbott sudah menyetujui kebijakan yang memperbolehkan polisi menangkap imigran yang masuk ke AS secara ilegal. Para imigran tersebut akan diserahkan kepada pengadilan untuk kemudian diproses hukum sesuai dengan pelanggarannya.
Dilaporkan Associated Press, hukum ini akan diberlakukan pada Maret tahun depan. Setelah ditahan, imigran yang tertangkap dapat memilih untuk pergi dari AS atau dipersekusi atas pelanggaran masuk ke dalam teritori AS tanpa izin resmi.
Berdasarkan aturan ini, Abbott menekankan bahwa hukum baru ini akan sukses dalam menekan masuknya imigran di wilayahnya. Ia memprediksi jumlah imigran yang melanggar perbatasan akan berkurang menjadi 50-75 persen.
"Konsekuensi dari hukum ini sangatlah berat, terutama bagi orang yang diselundupkan oleh kartel. Mereka tidak akan mau masuk ke dalam teritori negara bagian Texas usai diberlakukannya kebijakan ini," ungkapnya.
3. AS tutup dua jembatan kereta api di perbatasan Meksiko

Penjaga Perbatasan dan Bea Cukai AS (CBP) pada Senin (18/12/2023), menutup sementara operasional dua jembatan kereta api di perbatasan AS-Meksiko. Pintu perbatasan yang ditutup berada di Eagle Pass dan El Paso, Texas akibat semakin banyaknya imigran.
"CBP akan melanjutkan misi yang memprioritaskan keamanan di perbatasan kami sesuai dengan kebutuhan dalam merespons situasi terkini. Kami melihat adanya peningkatan imigran yang diselundupkan organisasi terlarang menggunakan kereta api," terangnya.
Dilansir CNN, CPB mengatakan bahwa pihaknya sudah menangkap hampir 3 ribu migran ilegal di Del Rio, Texas dan 1.300 migran ilegal di El Paso sehari sebelumnya.
Beberapa pekan terakhir, pemerintah AS sudah menutup pintu perbatasan khusus pejalan kaki di Eagle Pass, Texas; Lukeville, Arizona; dan San Ysidro, California di tengah tingginya percobaan imigran yang ingin masuk ke AS.