Pro-Palestina Berdemo di London Serukan Gencatan Senjata Permanen

Jakarta, IDN Times - Puluhan ribu orang memenuhi pusat kota London pada Sabtu (25/11/2023), menuntut gencatan senjata permanen dan diakhirinya pengepungan di Jalur Gaza.
Aksi tersebut berlangsung pada hari kedua dari gencatan senjata empat hari yang memungkinkan bantuan kemanusiaan penting masuk ke Jalur Gaza, dan memberikan kelonggaran bagi warga sipil setelah tujuh minggu perang.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi damai dan membawa spanduk bertuliskan 'Gencatan Senjata Sekarang!' dan 'Hentikan Perang di Gaza', dilansir Al Jazeera.
Berbagai kampanye solidaritas Palestina telah diadakan di London setiap akhir pekan dan kota-kota lain di seluruh dunia, sejak dimulainya Perang Israel di Palestina pada 7 Oktober.
1. London mengerahkan 1.500 polisi
Polisi London mengatakan, setidaknya lima orang ditangkap karena dicurigai menghasut kebencian rasial, termasuk karena mendistribusikan 'literatur yang menampilkan swastika di dalam Bintang Daud'. Untuk mengawasi pawai tersebut, 1.500 petugas polisi dikerahkan.
Polisi mengatakan bahwa petugas juga membagikan selebaran pada aksi tersebut, guna memberikan penjelasan mengenai pelanggaran dan perilaku yang tidak akan ditoleransi.
"Siapa pun yang rasis atau menghasut kebencian terhadap kelompok mana pun harus ditangkap. Begitu pula dengan siapa pun yang mendukung Hamas atau organisasi terlarang lainnya," kata Wakil Asisten Komisaris Polisi, Ade Adelekan.
"Kami tidak akan menoleransi siapa pun yang merayakan atau mempromosikan tindakan terorisme, seperti pembunuhan atau penculikan orang yang tidak bersalah, atau yang menyebarkan ujaran kebencian," sambungnya, dikutip dari AP News.
Pihaknya telah menghadapi tekanan dari pejabat senior pemerintah untuk lebih tegas terhadap dugaan tindakan antisemitisme dalam protes tersebut.
2. Perdebatan sengit terkait demonstran pro-Palestina di Inggris

Demonstrasi pro-Palestina, dalam beberapa pekan terakhir, telah memicu perdebatan sengit di Inggris. Ini terkait kebebasan melakukan protes, serta kewenangan polisi untuk menekan apa yang oleh sebagian komunitas Yahudi dianggap sebagai bahasa atau tindakan yang penuh kebencian, rasis, atau anti-semit.
Awal bulan ini, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak memecat Menteri Dalam Negeri Suella Braverman. Dia mendapat kecaman keras karena melontarkan komentar tidak sah mengenai demonstrasi pro-Palestina di negaranya, yang dia sebut sebagai pawai kebencian. Kritikus menuduhnya mengobarkan ketegangan.
3. Situasi terkini di Palestina

Israel dan Hamas menyetujui kesepakatan untuk gencatan senjata empat hari yang dimediasi oleh Qatar dan dimulai pada Jumat. Ini termasuk pembebasan tawanan yang ditahan oleh kedua belah pihak.
Dilaporkan, ada sekitar 150 perempuan dan anak-anak di Palestina yang ditahan di penjara Israel untuk dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Sejumlah truk bantuan berbaris dari penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza untuk memasuki wilayah kantong yang terkepung. Sebanyak 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.
Lebih dari 14.800 warga Palestina terbunuh di Gaza sejak Israel melakukan pembalasan brutal atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Di sisi lain, Jihad Islam Palestina (PIJ) pada Minggu melaporkan bahwa sejak serangan Israel bulan lalu, setidaknya 237 warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat yang diduduki.
Sementara itu, Israel mengklaim bahwa 1.200 orang tewas dalam serangan Hamas.