Putin: Ukraina Teror Kota Perbatasan dan Serang Warga Rusia

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Kamis (2/3/2023), mengatakan kota Bryansk selatan diserang oleh Ukraina. Ia pun berjanji akan menangani aksi kelompok sabotase yang menimbulkan korban jiwa.
Merespons hal itu, Ukraina mengatakan Rusia melakukan provokasi palsu. Namun, Ukraina tidak menampik bahwa ada partisan anti-Moskow yang melakukan operasi tertentu.
1. Serangan tewaskan dua warga Rusia

Dilansir Reuters, Putin menuduh kelompok itu menembaki warga sipil. Sementara Gubernur Bryansk Alexander Bogomaz mengatakan, serangan menewaskan dua orang dan melukai seorang anak berusia 11 tahun.
"Mereka (kelompok bersenjata Ukraina) tidak akan mencapai apa-apa. Kami akan menghancurkan mereka," kata Putin.
Menurut laporan awal Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), pihaknya bersama tentara Rusia berusaha mengatasi kelompok bersenjata nasionalis Ukraina yang telah memasuki perbatasan wilayahnya.
Kemudian, kantor Berita RIA yang mengutip laporan FSB mengatakan, situasi telah dikendalikan oleh aparat hukum. Pihaknya telah menemukan alat peledak berjumlah besar dan dilanjutkan dengan operasi pembersihan ranjau.
Menurut dua video yang beredar, muncul kelompok bersenjata yang mengidentifikasi diri sebagai Korps Sukarelawan Rusia. Mereka mengatakan telah melintasi perbatasan untuk melawan rezim Putin dan Kremlin.
Kelompok bersenjata itu meminta warga Rusia untuk memberontak dan bangkit melawan Kremlin. Pihaknya juga menegaskan tidak akan menembaki warga sipil.
2. Ukraina sebut kemunculan kelompok sabotase dipicu oleh perselisihan internal Rusia
Penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyebut kisah sabotase oleh Rusia adalah provokasi klasik yang disengaja. Ia pun menambahkan, Kremlin ingin menakuti rakyatnya agar Rusia bisa membenarkan serangannya ke negara lain.
Sementara itu, Juru bicara intelijen militer Ukraina Andriy Yusov mengatakan bahwa kemunculan kelompok sabotase itu merupakan tanda perselisihan di dalam pemerintahan Rusia.
"Ini adalah orang-orang yang dengan senjata di tangan mereka melawan rezim Putin dan mereka yang mendukungnya. Mungkin Rusia akan mulai sadar, menyadari sesuatu dan mengambil beberapa langkah nyata," kata Yusov.
3. Putin ingin FSB perketat keamanan perbatasan Rusia

Kejadian serupa pernah terjadi di Bryansk. Pada Desember, FSB mengatakan telah menindak kelompok sabotase Ukraina yang beranggotakan empat orang. Mereka berhasil diatasi saat mencoba memasuki kota tersebut.
Merespons berbagai kasus sabotase, Putin mengatakan bahwa FSB perlu meningkatkan keamanan terhadap spionase dan ancaman teroris yang dianggap berasal dari Ukraina serta Barat.
"Tugas Anda adalah menempatkan penghalang di jalan kelompok sabotase, untuk menghentikan upaya pengangkutan senjata dan amunisi secara ilegal ke Rusia," kata Putin pada Selasa (28/2/2023), dikutip Cyprus Mail.