Rencana Gencatan Senjata Israel-Hamas Akan Diadakan Selama 40 Hari

Jakarta, IDN Times – Upaya gencatan senjata dalam konflik Hamas dan Israel masih terus dinegosiasikan. Terbaru, beberapa sumber yang terlibat dalam negosiasi mengatakan bahwa gencatan senjata akan dilakukan selama 40 hari.
Laporan Al Jazeera yang mengutip sumber anonim tersebut menyebutkan bahwa dalam waktu tersebut, Hamas memiliki kesempatan untuk membebaskan warga sipil yang disandera.
”Tahap selanjutnya akan menyusul, yaitu penyerahan tentara dan jenazah sandera sebagai imbalan atas pembebasan warga Palestina yang dipenjarakan di Israel,” lapor media tersebut, Selasa (6/2/2024).
1. Mediasi gencatan senjata

Upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS). Pada Selasa, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Antony Blinken telah mengunjungi Mesir dan Qatar untuk mendiskusikan hal tersebut.
“Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Namun kami tetap yakin bahwa kesepakatan itu mungkin dan memang penting, dan kami akan terus bekerja tanpa henti untuk mencapainya,” ujar Blinken.
Pihak Qatar menyebut, proposal gencatan senjata yang ditawarkan mendapatkan respons positif. Tanggapan positif tersebut kemudian akan disampaikan lagi kepada pihak Israel.
2. Proposal sedang ditinjau

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tanggapan Hamas terhadap kesepakatan tersebut sedang dipelajari oleh semua pihak yang terlibat dalam proses mediasi.
“Balasan Hamas sudah disampaikan mediator Qatar kepada Mossad. Rinciannya sedang dievaluasi secara menyeluruh oleh para pejabat yang terlibat dalam negosiasi,” kata sebuah pernyataan dari badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, pada Selasa.
Sebelumnya, Hamas mengatakan bahwa kesepakatan apa pun harus mengakhiri perang secara pasti. Sementara Israel menyatakan tidak akan menghentikan perang secara permanen sampai Hamas hancur.
3. Korban terus berjatuhan

Dilansir Middle East Eye, jumlah korban akibat konflik di Gaza terus meningkat. Krisis kemanusiaan tak dapat dihindari. Jumlah korban tewas mencapai 27.585 jiwa. Sementara yang terluka mencapai 67 ribu lebih. Mayoritas korban merupakan wanita dan anak-anak. Dibutuhkan upaya kedua pihak untuk menyepakatai gencata senjata segera.