Rusia Ajukan Syarat ke AS untuk Hentikan Perang, Apa Isinya?

- Rusia mengajukan tuntutan kepada AS untuk mengakhiri perang melawan Ukraina
- Belum diketahui isi daftar tuntutan Rusia, namun telah ada pertemuan antara pejabat Rusia dan AS selama 3 minggu terakhir
- Putin masih belum pasti akan menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina, beberapa pihak khawatir akan upaya Putin memecah belah AS, Ukraina, dan Eropa
Jakarta, IDN Times - Rusia mengajukan daftar tuntutan kepada Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari kesepakatan mengakhiri perang melawan Ukraina. Langkah ini juga upaya memulihkan hubungan dengan Washington.
Belum diketahui apa yang dimasukkan Moskow dalam daftarnya. Belum ada konfirmasi juga jika mereka bersedia terlibat dalam perundingan damai dengan Ukraina.
Para pejabat Rusia dan Amerika Serikat membahas persyaratan tersebut lewat pertemuan langsung dan virtual selama 3 pekan terakhir.
Mereka menggambarkan persyaratan Kremlin sebagai hal yang luas dan serupa dengan tuntutan yang sebelumnya telah diajukan kepada Ukraina, AS, dan NATO.
1. Ukraina tidak boleh jadi anggota NATO

Dalam persyaratan sebelumnya, Rusia menulis tidak adanya keanggotaan NATO untuk Ukraina. Mereka juga meminta tidak mengerahkan pasukan asing di Ukraina.
Rusia, dalam beberapa tahun terakhir, juga telah menuntut AS dan NATO mengatasi apa yang disebut sebagai 'akar penyebab' perang, termasuk perluasan NATO ke arah timur, seperti dikutip dari Asia One, Kamis (13/3/2025).
2. Trump tunggu kabar Putin

Presiden AS Donald Trump dikabarkan menunggu kabar dari Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai persetujuannya terhadap gencatan senjata selama 30 hari dengan Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, gencatan senjata itu diterimanya sebagai langkah pertama menuju perundingan damai.
Komitmen Putin terhadap kemungkinan kesepakatan gencatan senjata masih belum pasti, dengan rincian yang belum dirampungkan.
Beberapa pejabat, anggota parlemen, dan pakar AS khawatir bahwa Putin, mantan perwira KGB, akan menggunakan gencatan senjata untuk mengintensifkan apa yang mereka katakan sebagai upaya untuk memecah belah AS, Ukraina, dan Eropa serta merusak perundingan apa pun.
3. Zelenskyy puji hasil pertemuan pejabat AS-Ukraina di Arab Saudi

Di Kyiv, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memuji pertemuan antara pejabat AS dan Ukraina di Arab Saudi pekan ini. Zelenskyy menyebut, pertemuan itu sebagai sesuatu yang konstruktif.
"Kemungkinan gencatan senjata selama 30 hari dengan Rusia dapat kami gunakan untuk menyusun kesepakatan damai yang lebih luas," ucap Zelenskyy.
Moskow telah mengajukan banyak tuntutan yang sama selama dua dekade terakhir, beberapa di antaranya telah masuk ke dalam negosiasi formal dengan AS dan Eropa.
Baru-baru ini, Moskow membahasnya dengan pemerintahan Biden dalam serangkaian pertemuan pada akhir 2021 dan awal 2022 saat puluhan ribu tentara Rusia berjaga di perbatasan Ukraina, menunggu perintah untuk menyerang.