Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia: Ancaman AS Terhadap Korut Tak Akan Dorong Perdamaian 

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov. (Twitter.com/Vladlen Semivolos)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergey Lavrov mengatakan, kebijakan Amerika Serikat (AS) terhadap Korea Utara tidak membantu dalam mendorong perdamaian di Semenanjung Korea dan Asia Timur Laut secara keseluruhan.

“Kebijakan AS dan negara-negara satelit regionalnya untuk menciptakan ancaman terhadap keamanan Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) sama sekali tidak berkontribusi terhadap kemajuan ke arah yang positif,” kata Lavrov pada Selasa (16/1/2024), dilansir Anadolu Agency.

Pernyataan Lavrov muncul menjelang pertemuan dengan Menlu Korea Utara, Choe Song-Hui, di ibu kota Moskow. 

1. Mengedepankan jalan negosiasi

Rapat DK PBB pada Jumat 8 Desember 2023 (twitter.com/@antonioguterres)

Lavrov menyatakan, pihaknya akan terus menolak langkah apa pun yang mengarah pada peningkatan ketegangan di kawasan. Moskow dan Pyongyang akan bekerja sama secara erat dan bermanfaat di PBB dan organisasi multilateral lainnya.

“Kami selalu mendukung DPRK di PBB dan sangat menghargai sikap Anda yang sama dalam mendukung posisi Rusia, termasuk dalam isu-isu yang berkaitan dengan operasi militer khusus di Ukraina,” kata Lavrov.

Dia menambahkan, Moskow selalu menganjurkan untuk melakukan negosiasi tanpa prasyarat apa pun untuk mencapai perdamaian dan stabilitas abadi di seluruh Asia Timur Laut.

“Rusia, secara independen dan bersama-sama dengan China, mengajukan proposal yang relevan kepada Dewan Keamanan PBB. Kita ada di meja perundingan,” tambahnya.

2. Hubungan bilateral

Presiden Rusia, Vladimir Putin (kanan) dan presiden China, Xi Jinping (kiri). (Twitter.com/Zhang Heqing/bigrussianshop)

Lavrov mengatakan, Kremlin berupaya mengimplementasikan perjanjian yang dicapai antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama kunjungan ke Moskow pada September 2023.

“Kunjungan pemimpin Korea Utara dan pertemuan puncak Korea-Rusia adalah momen yang sangat penting dalam menciptakan tonggak sejarah baru dalam perang melawan ancaman militer dan provokasi kekuatan imperialis yang bersatu,” kata Lavrov.

Sementara itu, Choe mengatakan seringnya pembicaraan antara kedua negara adalah bukti lebih lanjut bahwa hubungan Rusia-Korea Utara bergerak maju, dengan semangat berdasarkan rencana kedua negara.

3. Korut diduga memasok senjata untuk bantu Rusia di Ukraina

Bendera Korea Utara (Unsplash.com/Micha Brändli)

Pertemuan Rusia dan Korut terjadi di tengah kekhawatiran Barat atas dugaan kerja sama persenjataan. Dalam kunjungan Kim pada September, ia megunjungi beberapa situs militer Rusia. Hal ini kemudian memicu kekhawatiran akan aliansi persenjataan kedua negara.

Dilansir AP News, AS dan Korea Selatan menuduh Korut menyediakan amunisi artileri dan rudal untuk digunakan Rusia di Ukraina.

Awal bulan ini, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan bahwa Rusia telah menggunakan rudal balistik yang disediakan Korut untuk menyerang Ukraina.

Baik Moskow maupun Pyongyang menampik tuduhan transfer senjata Korut ke Rusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us