Rusia Lambat Produksi Senjata, Putin Marahi Menterinya secara Terbuka

Jakarta, IDN Times - Dalam rapat video yang disiarkan di televisi pemerintah, Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat memarahi Denis Manturov, menteri perdagangan dan industri yang bertanggung jawab mengawasi industri senjata.
Dalam video itu, Putin menegur Manturov secara terbuka dan menyebutnya lambat serta bermain-main dalam bekerja. Putin dengan tegas meminta Manturov untuk menyelesaikan pekerjaan bukan dengan upaya terbaik tapi dalam waktu satu bulan saja.
Pada Kamis (12/1/2023), Institute for the Study of War, menyebut bahwa peristiwa itu kemungkinan Presiden Putin sedang mencari kambing hitam atas perjuangan industri pertahanan guna mengatasi kekurangan peralatan dan persenjataan yang dibutuhkan Rusia.
1. Manturov dimarahi secara terbuka dalam rapat yang disiarkan televisi
Insiden Presiden Putin marah dalam sebuah rapat video itu tepatnya terjadi pada Rabu. Rapat dengan para menteri Rusia itu disiarkan di televisi pemerintah.
Putin tampak gelisah dan memarahi Denis Manturov, wakil perdana menteri sekaligus menteri perdagangan dan industri yang bertanggung jawab untuk industri senjata dan pertahanan Rusia. Dia juga bertanggung jawab pasokan peralatan kepada tentara Rusia.
Dilansir The Guardian, Manturov yang dimarahi berusaha membenarkan tuduhan Presiden Putin bahwa dia bekerja terlambat. Tapi, dia mencoba membela diri dengan pengatakan akan membangun mesin helikopter di St Petersburg yang sebelumnya diproduksi di Ukraina.
Tapi, Putin kemudian menjawab dan menyebutnya terlalu lama. Presiden Rusia meminta Manturov mempercepat pekerjaannya.
"Terlalu lama, (dibutuhkan waktu) terlalu lama. Saya meminta Anda untuk mempercepat pekerjaan ini," kata Vladimir Putin.
2. Putin meminta masalah diselesaikan dalam satu bulan
Dalam penjelasan yang diberikan oleh Denis Manturov dalam rapat itu, dia menjelaskan akan segera menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti pesawat, helikopter, dan kapal.
Manturov berjanji akan memberi maskapai Aeroflot 175 miliar rubel atau sekitar Rp34,7 triliun guna sewa pesawat sipil dan militer untuk tahun 2023 hingga 2025.
Dilansir BBC, Presiden Putin menyela penjelasan itu. Dia mengatakan bahwa beberapa perusahaan masih belum menerima pesanan yang sebenarnya sangat dibutuhkan. Putin kemudian mengkritik bahwa Manturov bermain-main dengan kinerjanya.
"Tidak, jangan mencoba melakukan yang terbaik. Lakukan dalam sebulan. Apa kau tidak mengerti situasi yang kita hadapi? Itu perlu dilakukan dalam sebulan, tidak lebih," tegas Putin kepada Manturov.
3. Vladimir Putin diduga mencari kambing hitam

Denis Manturov adalah salah satu sekutu setia Presiden Vladimir Putin sejak 2012. Dia bahkan secara teratur, kerap melakukan perjalanan bersama Putin dalam kunjungan asing dan domestik. Manturov diberi tugas mengawasi industri senjata ketika negara itu mengalami kekurangan ditengah peperangan dengan Ukraina.
Menurut juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, peristiwa Putin marah itu bukanlah insiden yang luar biasa. Dia menyebutnya sebuah proses kerja yang normal.
Namun lembaga pemikir Institute for the Study of War (ISW), menyebut bahwa kemarahan Putin itu adalah upaya Presiden Rusia mencari kambing hitam atas keterlambatan produksi peralatan pertahanan. Ada kemungkinan Putin mengincar pejabat lain karena keterlambatan itu.
Dalam laman resminya, ISW juga menilai insiden marahnya Putin kepada menterinya itu, kemungkinan merupakan kampanye informasi yang dibuat untuk mengangkat citra Presiden Rusia sebagai pemimpin masa perang. Kremlin bisa saja mengedit atau menghapus bagian itu, tapi lebih memilih untuk mempublikasikannya.