Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tawarkan Bantuan ke Iran Pasca Ledakan Bandar Abbas 

Bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)
Intinya sih...
  • Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan bantuan kepada Iran pasca ledakan di pelabuhan Bandar Abbas yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 700 lainnya.
  • Kremlin siap memberikan bantuan logistik dan teknis untuk pemulihan di pelabuhan strategis Shahid Rajaee, memperkuat hubungan Rusia-Iran di tengah sanksi Barat.
  • Spekulasi tentang kemungkinan sabotase muncul bersamaan dengan negosiasi nuklir Iran-AS, meski Iran membantah keterkaitan ledakan dengan fasilitas minyak atau pipa.

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan bantuan kepada Iran pada Minggu (27/4/2025), menyusul ledakan dahsyat yang mengguncang pelabuhan Bandar Abbas, pelabuhan terbesar di negara tersebut. Insiden tersebut menyebabkan kerusakan parah dan menimbulkan korban jiwa serta luka-luka dalam jumlah besar.

Ledakan yang terjadi pada Sabtu (26/4/2025), di kawasan Shahid Rajaee, bagian dari pelabuhan Bandar Abbas, menjadi sorotan dunia karena skala kerusakannya. Kremlin, melalui pernyataan resminya, menyampaikan bahwa Putin telah mengungkapkan belasungkawa atas korban jiwa dan berharap para korban luka segera pulih.

Peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan geopolitik regional, khususnya saat Iran memulai putaran ketiga negosiasi nuklir dengan Amerika Serikat (AS) di Oman. Meski demikian, tidak ada indikasi bahwa ledakan ini terkait langsung dengan pembicaraan tersebut, namun insiden ini menambah kompleksitas situasi di kawasan.

1. Ledakan dahsyat di pelabuhan Bandar Abbas

Pelabuhan Shahid Rajaee, yang terletak sekitar 20 kilometer barat Bandar Abbas di Selat Hormuz, mengalami ledakan besar yang diduga dipicu oleh bahan kimia. Menurut laporan media negara Iran, ledakan ini menewaskan sedikitnya 25 orang dan melukai lebih dari 700 lainnya, dengan enam orang masih dinyatakan hilang.

Dampak ledakan terasa hingga radius 50 kilometer, menghancurkan jendela, atap bangunan, dan sejumlah kendaraan di sekitar lokasi. Video yang diverifikasi oleh BBC menunjukkan kobaran api yang semakin membesar sebelum ledakan terjadi, diikuti kepanikan warga yang berlari menyelamatkan diri.

"Seluruh gudang dipenuhi asap, debu, dan abu. Saya tidak ingat apakah saya bersembunyi di bawah meja atau terlempar oleh ledakan," ujar seorang saksi mata kepada televisi negara Iran, dikutip dari BBC.

Hossein Zafari, juru bicara organisasi manajemen krisis Iran, menyebut penyimpanan bahan kimia yang buruk sebagai penyebab utama, setelah sebelumnya pihak berwenang telah memperingatkan risiko bahaya di pelabuhan tersebut.

2. Tawaran bantuan Rusia dan respons Kremlin

Dalam pesan resminya yang dipublikasikan di situs web Kremlin, Putin menyatakan simpati mendalam kepada keluarga korban dan berharap pemulihan cepat bagi yang terluka. Tawaran ini mencakup bantuan logistik dan teknis untuk menangani kerusakan serta mendukung upaya pemulihan di pelabuhan strategis tersebut.

"Rusia siap memberikan segala bantuan yang diperlukan untuk memitigasi dampak insiden tragis ini," demikian pernyataan Kremlin, dilansir dari Reuters.

Langkah ini memperkuat hubungan Rusia-Iran, yang telah terjalin erat di tengah sanksi Barat terhadap kedua negara. Pada Januari 2025, kedua negara menandatangani pakta kerja sama luas, menegaskan aliansi strategis mereka dalam menghadapi tekanan internasional.

3. Konteks geopolitik dan dugaan penyebab ledakan

Ledakan di Bandar Abbas terjadi bersamaan dengan negosiasi nuklir Iran-AS, yang menambah spekulasi tentang kemungkinan sabotase. Sebuah perusahaan intelijen maritim, Ambrey Intelligence, melaporkan bahwa ledakan mungkin terkait dengan bahan bakar padat untuk rudal balistik, yang dikirim melalui kapal berbendera Iran pada Maret 2025.

Iran sendiri membantah keterkaitan ledakan dengan fasilitas minyak atau pipa, menegaskan bahwa insiden ini terjadi di depot penyimpanan bahan kimia.
Iran memiliki sejarah insiden serupa yang sering dikaitkan dengan sabotase, termasuk serangan siber pada 2020 di pelabuhan yang sama, yang oleh Washington Post diduga dilakukan Israel sebagai balasan atas serangan siber Iran.

"Kami telah memperingatkan tentang penyimpanan bahan kimia yang tidak aman di Shahid Rajaee, namun insiden ini menunjukkan kelalaian yang serius," kata pejabat Organisasi Manajemen Bencana Nasional Iran, dikutip dari Reuters. Meski tidak ada bukti langsung tentang sabotase, investigasi pemerintah Iran sedang berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma
EditorSanggar Sukma
Follow Us