Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selandia Baru Pecat Dubes di Inggris karena Kritik Trump  

Ilustrasi bendera Selandia Baru. (unsplash.com/Jeremy Bezanger)

Jakarta, IDN Times - Selandia Baru memecat Phil Goff dari jabatan Duta Besar untuk Inggris pada Kamis (6/3/2025). Pemecatan ini terjadi setelah Goff membuat komentar publik yang mempertanyakan pemahaman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang sejarah Perang Dunia II.

Komentar kontroversial tersebut disampaikan Goff saat menghadiri diskusi oleh lembaga Chatham House, di London pada Rabu (5/3/2025). Diskusi itu menghadirkan Menteri Luar Negeri Finlandia, Elina Valtonen, sebagai pembicara utama.

Saat itu, Goff membandingkan upaya Trump mengakhiri perang Ukraina dengan Perjanjian Munich 1938. Perjanjian itu mengizinkan Nazi Jerman menganeksasi wilayah Cekoslovakia.

Menteri Luar Negeri Selandia Baru, Winston Peters, menilai posisi Goff tidak dapat dipertahankan setelah komentar tersebut.

"Ketika Anda berada di posisi itu, Anda mewakili pemerintah dan kebijakan saat ini. Anda tidak bisa berbicara seenaknya. Anda adalah wajah Selandia Baru," kata Peters, dilansir BBC.

1. Detail komentar Goff yang memicu pemecatan

Goff mengutip pidato Churchill pada 1938 yang mengkritik PM Inggris Neville Chamberlain. Saat itu, Chamberlain memberi konsesi wilayah kepada Nazi Jerman. Peristiwa ini dinilai mirip dengan sikap Trump yang ingin berkompromi dengan Rusia dalam perang Ukraina. Goff lalu mempertanyakan apakah Trump memahami pelajaran sejarah ini.

"Saya membaca kembali pidato Churchill tahun 1938 saat mengkritik Perjanjian Munich. Churchill mengatakan pada PM Chamberlain, 'Anda diberi pilihan antara berperang atau menyerah pada Hitler. Anda memilih menyerah, tapi Anda tetap akan menghadapi perang'," ujar Goff, dilansir Al Jazeera.

Komentar tersebut disampaikan dalam sesi tanya jawab pada acara bertajuk 'Menjaga Perdamaian di Perbatasan Terpanjang NATO dengan Rusia'. Valtonen menolak menjawab langsung pertanyaan Goff. Dia hanya mengatakan Churchill telah membuat banyak pernyataan bersejarah.

Komentar Goff muncul setelah Trump menunda bantuan militer ke Kiev. Penundaan tersebut terjadi setelah ia berdebat panas dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Gedung Putih.

2. Eks PM Selandia Baru kritik pemecatan

Peters memecat Goff tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan PM Selandia Baru Christopher Luxon. Namun, PM Luxon mendukung keputusan Peters tersebut. Luxon mengatakan bahwa langkah Peters memecat Goff tanpa konsultasi sudah tepat.

Sementara itu, mantan PM Helen Clark mengkritik pemecatan Goff karena alasannya dinilai sangat lemah. Clark mengatakan banyak peserta Konferensi Keamanan Munich bulan lalu juga membuat perbandingan serupa.

"Saya hadir di Konferensi Keamanan Munich belakangan ini. Banyak orang membuat persamaan antara Munich 1938 dan tindakan AS saat ini," kata Clark.

Kementerian Luar Negeri Selandia Baru kini sedang mendiskusikan proses kepulangan Goff ke negaranya.

3. Goff menjabat sebagai Dubes Inggris sejak 2023

Goff merupakan politisi veteran yang menjabat sebagai Duta Besar sejak Januari 2023. Sebelumnya, dia menjabat dua periode sebagai Wali Kota Auckland, kota terbesar di Selandia Baru. Goff juga pernah memimpin Partai Buruh dari 2008 hingga 2011.

Karier politik Goff meliputi berbagai posisi menteri di kabinet pemerintahan sebelumnya. Dia pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, dan Menteri Kehakiman.

Melansir ABC, Peters menilai pemecatan tersebut diperlukan meski sangat mengecewakan. Dia menyatakan bahwa komentar Goff terkait Trump tidak mewakili posisi Selandia Baru.  

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us