Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Artileri Hantam Pasar di Sudan, 56 Tewas dan 158 Terluka

ilustrasi tentara (unsplash.com/Pawel Janiak)
ilustrasi tentara (unsplash.com/Pawel Janiak)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 56 orang tewas dan 158 lainnya terluka akibat tembakan artileri dan serangan udara yang terjadi di pasar sayur di kota Omdurman, Sudan, pada Sabtu (1/2/2025). 

Banyak pihak menyalahkan milisi Pasukan Dukungan Cepat (RSF) atas serangan itu. Pertempuran antara militer Sudan dan RSF, yang dimulai sejak April 2023, semakin intensif bulan ini ketika militer berupaya kembali merebut kendali ibu kota, Khartoum.

Khalid al-Aleisir, Menteri Kebudayaan dan juru bicara pemerintah, mengecam serangan di Pasar Sabrein, dengan mengatakan bahwa banyak perempuan dan anak-anak ikut menjadi korban. Serangan itu juga disebut menyebabkan kerusakan yang luas.

“Tindakan kriminal ini menambah catatan berdarah milisi ini. Ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan internasional," katanya dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Jazeera.

1. Serangan berasal dari wilayah yang dikuasai RSF

Menurut saksi mata, tembakan artileri yang didukung oleh drone tersebut berasal dari bagian barat Omdurman, tempat RSF masih memegang kendali. Seorang warga di selatan Omdurman mengatakan bahwa milisi menembaki beberapa jalan sekaligus.

"Proyektil itu jatuh di tengah pasar sayuran, itulah sebabnya ada begitu banyak korban jiwa dan yang terluka," kata salah satu korban selamat.

Dalam insiden terpisah di Khartoum, dua warga sipil juga tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara di wilayah yang dikuasai RSF. Hal ini dilaporkan oleh Ruang Tanggap Darurat setempat (ERR), salah satu dari ratusan komite relawan di seluruh Sudan yang mengoordinasikan perawatan darurat.

2. Para dokter di rumah sakit terdekat kewalahan

Badan amal medis Prancis, Dokter Tanpa Batas (MSF), mengatakan bahwa kamar mayat di Rumah Sakit Al-Nao, Omdurman, telah penuh dengan mayat.

"Saya melihat kehidupan pria, perempuan, dan anak-anak hancur, dengan korban luka tergeletak di setiap ruang yang memungkinkan di ruang gawat darurat sementara petugas medis melakukan apa yang mereka bisa," kata Sekretaris Jenderal MSF, Chris Lockyear.

Staf di Rumah Sakit al-Nao melaporkan bahwa mereka kewalahan dengan banyaknya korban luka yang terus berdatangan. Seorang relawan menyebutkan bahwa mereka sangat membutuhkan kain kafan, donor darah dan tandu untuk mengangkut orang-orang yang terluka.

Al-Nao, salah satu fasilitas medis terakhir yang beroperasi di Omdurman, telah berulang kali diserang. Menurut serikat dokter Sudan, satu proyektif jatuh hanya beberapa meter dari rumah sakit tersebut pada Sabtu.

3. Komandan RSF janji akan rebut kembali Khartoum

Serangan di pasar Omdurman ini terjadi sehari setelah komandan RSF, Mohamed Hamdan Daglo, berjanji untuk merebut kembali ibu kota.

“Kami telah mengusir mereka (dari Khartoum) sebelumnya, dan kami akan mengusir mereka lagi,” katanya kepada pasukannya dalam sebuah video.

Tentara Sudan merebut kembali beberapa pangkalan di Khartoum bulan lalu, termasuk markas besarnya sebelum perang. Hal ini menyebabkan RSF semakin terdesak ke pinggiran kota.

Perang di Sudan telah menewaskan lebih dari 28 ribu orang dan memaksa jutaan lainnya mengungsi. Bencana kelaparan juga melanda beberapa bagian negara itu, menyebabkan beberapa keluarga terpaksa mengonsumsi rumput demi dapat bertahan hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us