Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serangan Udara Israel Bunuh 10 Warga Palestina di Beit Lahia

Potret kehancuran yang ditimbulkan oleh serangan udara Israel di Jalur Gaza. (x.com/UNICEFpalestine)

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 10 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, dilaporkan tewas pada Jumat (29/11/2024) dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di kota Beit Lahia, Gaza utara.

Serangan lainnya juga menghantam rumah keluarga Ahmad di wilayah tersebut dan menewaskan 6 orang.

Sementara, 3 warga Palestina juga dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka, setelah tentara Israel menyerang rumah-rumah dan daerah permukiman di wilayah Sheikh Zayed dengan peluru artileri.

Sejak 5 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat berskala besar di wilayah Gaza utara, yang diduga untuk mencegah Hamas berkumpul kembali. Namun, Palestina menuduh Tel Aviv berusaha menduduki wilayah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.

Sejak saat itu, tidak ada bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar yang diizinkan masuk ke wilayah itu. Menurut otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 2.300 orang telah terbunuh sejak itu, Anadolu Agency melaporkan.

1. Genosida Israel di Gaza telah membunuh 44.363 warga Palestina

Serangan pada Jumat tersebut merupakan episode terbaru dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 44.363 warga Palestina, sejak 7 Oktober 2023. Sedangkan, 105.070 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. 

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang brutalnya di wilayah kantong tersebut.

2. PBB: 15 Ribu Ibu Hamil di Gaza Terancam Kelaparan

Dana Kependudukan PBB (UNFPA) mengatakan bahwa terdapat 50 ribu perempuan hamil di Jalur Gaza, dengan 4 ribu bayi Palestina diperkirakan akan lahir bulan ini. 

"Sekitar 15 ribu di antaranya kemungkinan akan berada di ambang kelaparan," kata badan tersebut.

Sementara itu, sekitar 1,9 juta orang atau 90 persen dari wilayah yang terkepung dan dibombardir itu masih mengungsi secara paksa dengan sedikit atau bahkan tidak ada akses ke kebutuhan dasar, termasuk makanan dan air bersih.

Kondisinya adalah makanan langka dan kelaparan mengancam. Sebagian besar pasokan air di Gaza tidak aman untuk diminum. Tidak ada tempat untuk berlindung, banyak keluarga yang tinggal di rumah-rumah kosong atau di tempat terbuka.

Sekitar 415 ribu orang tinggal di sekolah-sekolah PBB yang berubah menjadi tempat penampungan, puluhan di antaranya telah dihantam Israel.

Mereka yang berlindung di tenda-tenda juga harus menghadapi kondisi yang keras, berjuang melawan cuaca dingin dan hujan lebat. Keterbatasan pasokan bahan bakar memperburuk tantangan pemanasan.

Sementara itu, tenda-tenda yang usang dan rusak karena terik matahari dan angin, tidak mampu memberikan perlindungan yang memadai dari unsur-unsur alam.

3. Beberapa pasien dievakuasi ke luar negeri untuk mendapat perawatan medis

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, melaporkan bahwa sebanyak 17 pasien tambahan dari Gaza dievakuasi ke Yordania pada 27 November 2024, guna mendapat perawatan medis khusus. 

"Enam dari pasien tersebut membutuhkan perawatan kanker dan 11 lainnya membutuhkan perawatan untuk luka-luka akibat perang," kata Tedros dalam unggahannya di X pada Kamis (28/11/2024), menambahkan bahwa para pasien dievakuasi bersama 17 orang pendamping.

Sementara itu, sebanyak 12 pasien akan melanjutkan perawatan di Amerika Serikat (AS).

Tedros juga mendesak agar semua koridor di Gaza digunakan untuk memastikan evakuasi medis dapat berlangsung dengan lancar dan cepat. Sebab, ribuan pasien masih menunggu perawatan kesehatan spesialis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us