Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Serbia Janjikan Perdamaian di Tengah Tensi dengan Kosovo

Presiden Serbia, Aleksandar Vucic (twitter.com/sns_srbija)

Jakarta, IDN Times - Presiden Serbia Aleksandar Vucic, pada Minggu (11/12/2022), menyatakan keinginannya untuk menurunkan tensi di perbatasan Serbia-Kosovo. Ia tidak ingin berkonflik dengan NATO dan misi utusan Uni Eropa di Kosovo terkait masalah kedua negara. 

Pekan lalu, tensi Serbia-Kosovo kembali memuncak setelah ratusan warga etnis Serbia menggelar demonstrasi dan pemblokiran jalan. Mereka menolak adanya mantan anggota kepolisian dari etnisnya yang ditangkap pemerintah Kosovo dan dikirim ke Pristina untuk diadili. 

1. Serbia tidak ingin terlibat konflik dengan EULEX dan KFOR

Pernyataan di atas disampaikan Vucic setelah mengadakan pertemuan dengan Dewan Keamanan Nasional. Ia menyatakan, tidak boleh ada tentaranya yang terlibat konflik dengan EULEX dan KFOR. 

"Kita sudah menetapkan kebijakan untuk melindungi tanah air. Saya sudah memerintahkan dan Dewan Keamanan Nasional menyetujuinya. Saya bangga kepada tentara dan polisi kami. Sebelum mereka menerima perintah, kami akan berulang kali mencari cara untuk menjaga kedamaian," papar Vucic, dilansir Euronews.

"Tidak boleh ada satu pun tentara, tanpa keadaan yang mendesak, yang terlibat dalam serangan kepada EULEX dan KFOR," tambahnya. 

Selain itu, Vucic mendesak pemerintah Kosovo untuk membebaskan seluruh warga etnis Serbia yang ditangkap dan meminta agar seluruh polisi ditarik dari Kosovo Utara. 

"Polisi Kosovo tidak punya kepentingan apapun di utara dan menyebabkan warga mempersenjatai diri. Aparat kepolisian sebabkan ketidakbebasan dan ketakutan di antara penduduk Serbia di sana," tuturnya. 

2. Vucic ajukan izin penerjunan tentara Serbia ke Kosovo

Tank milik militer Serbia. (twitter.com/mo_i_vs)

Pada Sabtu (10/12/2022), Vucic menyatakan bahwa ia meminta izin kepada pasukan penjaga perdamaian NATO untuk menerjunkan tentara ke Kosovo. Ia menyebut bahwa Serbia punya hak mengirimkan tentara sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1999. 

Dilaporkan RFE/RL, Vucic menyebut bahwa ribuan pasukan KFOR tidak dapat mendamaikan situasi di wilayah Kosovo yang didominasi warga etnis Serbia. Sedangkan permintaan pengiriman tentara Serbia akan dilayangkan pada minggu depan. 

Presiden Serbia itu tidak memberikan detail berapa jumlah pasukan yang mungkin diterjunkan ke Kosovo. Namun, pejabat Serbia sebelumnya mengatakan bahwa setidaknya seribu tentara dan polisi sudah disiapkan untuk memasuki Kosovo. 

3. PM Kurti sebut demonstran etnis Serbia sebagai geng kriminal

Perdana Menteri Kosovo, Albin Kurti, menggambarkan demonstran dari etnis Serbia sebagai aktivitas kriminal. Ia juga telah meminta KFOR untuk membubarkan barikade yang didirikan oleh demonstrasn di Kosovo Utara. 

Tak hanya itu, Kurti menuding Serbia berusaha menyabotase dialog yang diinisasi oleh Uni Eropa dalam menormalisasi hubungan bilateral kedua negara. Pasalnya, dalam Dewan Keamanan PBB, Serbia dapat mencari dukungan dari sekutunya, Rusia dan China. 

Dilansir BBC, selama ini Belgrade hanya menggantungkan jaminan keamanan warga Kosovo Serbia kepada KFOR. Serbia khawatir kekerasan 2004 kembali terulang dan mengakibatkan tewasnya puluhan warga etnis Serbia. 

Di sisi lain, KFOR juga menjamin agar Serbia tidak menerjunkan pasukan bersenjata ke Kosovo. Itu dikhawatirkan berdampak pada ketidakstabilan dan pecahnya konflik baru antara kedua negara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us