Soal Gencatan Senjata, Hamas Klaim Tuntutannya Masuk Akal

- Hamas meminta amandemen gencatan senjata termasuk pembebasan tahanan Palestina dan pencabutan blokade Israel di Gaza.
- AS frustasi dengan banyaknya perubahan yang diminta Hamas terhadap proposal gencatan senjata, namun yakin kesenjangan dapat diatasi.
- Israel sepakat dengan proposal gencatan senjata AS dan menunggu jawaban dari Hamas untuk memulai proses tersebut.
Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat senior Hamas membeberkan sejumlah poin yang diajukan kepada para mediator gencatan senjata Jalur Gaza, masih masuk akal.
Poin-poin tambahan Hamas ini merujuk pada proposal gencatan senjata yang diajukan Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri konflik di Gaza. Proposal ini juga sudah disetujui melalui resolusi Dewan Keamanan PBB.
“Poin amandemen yang diajukan Hamas tidak signifikan dan masih masuk akal, seperti tiga fase yang ada di dalam proposal tersebut harus berkesinambungan,” kata pejabat anonim tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (13/6/2024).
Hamas meminta sejumlah poin tambahan seperti gencatan senjata permanen, pembebasan 100 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, serta pencabutan blokade Israel di perbatasan daerah wilayah kantong tersebut.
1. AS sebut masih kaji permintaan Hamas

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken menyatakan rasa frustasinya karena Hamas telah mengajukan banyak perubahan terhadap proposal gencatan senjata Jalur Gaza yang diajukan AS. Proposal itu telah disetujui Dewan Keamanan PBB.
“Beberapa perubahan bisa diterapkan dan sedang kami kaji. Ada yang tidak bisa,” kata Blinken.
“Namun kami yakin bahwa kesenjangan tersebut bosa diatasi,” ungkap Blinken.
Menurut sejumlah laporan, Blinken kesal karena Hamas sempat meminta jeda waktu sekitar 12 hari untuk memberikan tanggapan terkait proposal gencatan senjata ini.
2. AS klaim Israel sudah setuju

Di sisi lain, Washington mengeklaim Israel sudah sepenuhnya setuju dengan proposal gencatan senjata yang diusulkan Presiden Joe Biden tersebut.
“Israel menerima proposal tersebut sebagaimana adanya. Semuanya akan berjalan ketika Hamas menjawab dengan satu kata ‘ya’,” ucap Blinken.
Blinken menegaskan sudah saatnya proses tawar-menawar dihentikan dan gencatan senjata dimulai.
3. Jumlah korban tewas terus bertambah

Jumlah korban tewas akibat agresi Israel selama delapan bulan terakhir di Jalur Gaza telah menewaskan 37.202, berdasarkan data per Rabu (12/6/2024) malam. Dari jumlah korban tewas ini, mayoritas adalah perempuan dan anak-anak.
Jumlah korban terluka pun kian bertambah mencapai 84.932 orang. Dalam 24 jam terakhir, pasukan pendudukan Israel juga melakukan pembantaian di sejumlah wilayah di Gaza yang mengakibatkan 38 orang tewas dan 100 orang terluka.