Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taiwan Kecewa Tak Bisa Hadir di Sidang Majelis Umum PBB

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, ketika melakukan pidato saat Sidang Majelis Umum PBB pada hari Rabu, 22 September 2021, lalu. (Instagram.com/antonioguterres)

Jakarta, IDN Times - Intimidasi China masih terus dirasakan Taiwan. Hingga saat ini, Taiwan masih menginginkan suaranya layak untuk didengar dan menjadi bagian dari upaya bersama untuk mengatasi tantangan global.

Hal ini terkait dengan tidak bisanya Taiwan hadir dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun ini.

1. China menyesatkan dunia dengan menyatakan bahwa Taiwan adalah miliknya

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu. (dok. TETO Indonesia)

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, menegaskan bahwa Taiwan tidak dapat berpartisipasi dalam PBB karena tekanan tanpa henti dari China.

“Dengan sengaja mengunakan prinsip 'One China' melalui resolusi UNGA 2758, resolusi yang menentukan siapa yang mewakili China dalam organisasi dunia sekitar 50 tahun yang lalu,” kata Wu, dalam keterangan tertulis TETO Indonesia kepada IDN Times, Rabu (14/9/2022).

Wu menambahkan, Beijing menyesatkan dunia dengan menyebarkan pernyataan bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Padahal status quo selama ini adalah Taiwan dan RRC merupakan yurisdiksi yang terpisah.

“Rakyat Taiwan hanya dapat diwakili oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis,” ungkap dia.

2. Hak Taiwan di PBB telah hilang

Instagram.com/unitednations

Menurut Wu, penafsiran yang salah dari resolusi UNGA 2758 telah lama menghilangkan hak Taiwan untuk berpartisipasi dalam PBB dan lembaga khususnya, dan juga telah menolak kontribusi Taiwan untuk komunitas internasional.

Piagam PBB menyatakan dengan jelas bahwa tujuan dan prinsip PBB adalah menjaga kedamaian dan stabilitas internasional, dan bahwa perselisihan internasional harus diselesaikan dengan cara yang damai.

“Namun, Beijing terus melakukan latihan militer di daerah sekitar Taiwan, mengganggu status quo di Selat Taiwan, meningkatkan ketegangan, memengaruhi perdagangan dan transportasi internasional, dan memberikan risiko terhadap perdamaian dan keamanan regional. Tindakan yang tidak bertanggung jawab seperti itu perlu dikecam,” tuturnya.

Ia menambahkan, PBB memungkinkan untuk melarang anggotanya melakukan hal semacam itu, agar organisasi bisa kembali sesuai dengan agenda politiknya sendiri serta menyetujui klaim China atas Taiwan hanya akan mengacaukan wilayah tersebut, yang juga bertentangan dengan tujuan PBB.

3. Taiwan akan terus mempertahankan kedaulatannya

Menteri Luar Negeri Taiwan, Joseph Wu, mewakili pemerintah Taiwan untuk berkunjung ke Tainan pada tanggal 20 November 2020. (Twitter.com/MOFA_Taiwan)

Wu sekali lagi menegaskan, Taiwan akan mempertahankan kedaulatan dan keamanannya.

“Sebagai anggota masyarakat internasional yang bertanggung jawab, Taiwan juga akan terus berupaya mempertahankan diri sebagai respons terhadap provokasi China, dan bekerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sejalan dengan Taiwan untuk menjunjung tinggi perdamaian dan stabilitas di wilayah tersebut,” sambungnya.

Serta, Taiwan akan terus memenuhi tanggung jawab internasional dengan secara aktif berkontribusi pada masyarakat internasional.

Share
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us