Tiga Pejabat Tinggi Suriah akan Diadili di Prancis atas Kasus HAM

Jakarta, IDN Times- Tiga pejabat tinggi Suriah akan diadili di Pengadilan Kriminal Paris atas kasus kejahatan kemanusiaan. Mereka dituduh terlibat dalam penghilangan dan kematian Mazzen dan Patrick Dabbagh.
Melansir dari The Guardian, Minggu (19/5/2024), kedua korban merupakan ayah dan anak berkewarganegaraan Suriah-Prancis. Ini adalah kali pertama pejabat yang dekat dengan Presiden Bashar Al-Assad akan diadili pada, Selasa (21/5/2024) nanti.
1. Korban hilang sejak tahun 2013
Mazzen Dabbagh dan putranya Patrick ditangkap oleh agen intelijen Angkatan Udara Suriah pada November 2013. Mereka kemudian dibawa ke pusat penahanan di Bandara Militer Mezzeh di Damaskus yang terkenal akan kondisinya yang tidak manusiawi.
Setelah penangkapan, keluarga Dabbagh tidak mendapat informasi tentang nasib mereka hingga Juli 2018 ketika otoritas Suriah mengeluarkan surat kematian keduanya. Patrick dan Mazzen dinyatakan meninggal masing-masing pada Januari 2014 dan November 2017.
Dakwaan terhadap ketiga pejabat ini telah dikeluarkan sejak 2023 dan disambut baik oleh keluarga korban.
"Ini adalah kemenangan besar bagi keluarga saya dan semua korban Suriah, bahwa setelah bertahun-tahun berjuang agar kebenaran terungkap, pejabat tingkat tinggi akhirnya dibawa ke pengadilan. Saya menyerukan kepada otoritas peradilan Prancis untuk mengatur persidangan ini sesegera mungkin", ujar Obeida Dabbagh, saudara dan paman para korban.
2. Pengadilan dilakukan secara in absentia
Tiga pejabat yang akan diadili adalah: Ali Mamlouk, Kepala Dinas Rahasia Suriah, Jamil Hassan, Direktur Intelijen Angkatan Udara Suriah hingga 2019, dan Abdel Salam Mahmoud, Kepala Investigasi di Bandara Mezzeh.
Lebih dari 20 warga Suriah, kebanyakan penyintas penjara Mezzeh, pernah bersaksi di hadapan pengadilan Prancis tentang kondisi mengerikan di penjara tersebut. Mereka juga menjelaskan bagaimana struktur komando dinas intelijen Angkatan Udara Suriah saat penghilangan Dabbagh.
Para terdakwa kemungkinan besar tidak akan hadir di pengadilan Prancis mengingat kecilnya kemungkinan mereka ditangkap. Clémence Bectarte, pengacara keluarga Dabbagh pernah menjelaskan bahwa ini dilakukan karena sangat kecil kemungkinan untuk membawa para terdakwa ke Prancis.
3. Pemerintah Prancis keluarkan surat penangkapan Assad

Pada November 2023 lalu, Prancis juga telah menerbitkan surat perintah penangkapan internasional untuk Assad. Presiden Suriah tersebut dituduh menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil. Ini menjadi kasus pertama di mana kepala negara yang sedang menjabat menjadi subjek surat penangkapan di negara ketiga.
Meski konflik masih berkecamuk, Assad mulai diterima oleh negara-negara Arab selama 12 bulan terakhir. Ia diundang ke KTT Liga Arab dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin regional lainnya.
Sementara, laporan dari Syrian Network for Human Rights mengungkapkan lebih dari 15.000 orang Suriah telah disiksa sampai mati oleh pejabat intelijen. Selain itu, lebih dari 230.000 warga sipil, termasuk 30.000 anak-anak, dilaporkan tewas dalam konflik. Pengadilan kasus Dabbagh dinilai memberikan secercah harapan bagi keluarga lebih dari 111.000 orang yang hilang di Suriah sejak 2011.
"Di luar kasus Mazzen dan Patrick Dabbagh, ada ratusan ribu pria dan wanita Suriah yang telah meninggal selama konflik Suriah, terutama di tangan rezim Bashar Al-Assad, dan keluarga mereka. Para korban ini masih menunggu keadilan ditegakkan," kata Mazen Darwish, Direktur Jenderal SCM, dilansir situs FIDH.