Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tingkatkan Pengaruh Rusia, Lavrov Kunjungi Guinea di Afrika

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov dan Presiden Sementara Guinea, Mamady Doumbouya (Twitter.com/MFA Russia)
Intinya sih...
  • Menlu Rusia, Sergei Lavrov, kunjungi Guinea dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Guniea Morissanda Kouyate.
  • Lavrov tekankan peningkatan hubungan bilateral, menolak campur tangan Barat, dan siap berkontribusi dalam keamanan Afrika.
  • Negara Afrika Barat mulai mendekat ke Rusia setelah mengurangi hubungan militer dengan negara-negara Barat lainnya.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memulai tur di Afrika dengan berkunjung ke Guinea. Dia tiba pada Senin (3/6/2024), di tengah meningkatnya ketidakpuasan negara-negara Afrika Barat pada sekutu tradisional mereka seperti Prancis dan Amerika Serikat (AS).

Dalam beberapa tahun terakhir, Lavrov telah beberapa kali mengunjungi Afrika. Dia menebar pengaruh dan mencari dukungan dari 54 negara di benua tersebut.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Lavrov bertemu Menteri Luar Negeri Guniea Morissanda Kouyate. Tanpa memberikan rincian, pemerintah Guinea mengatakan pertemuan itu untuk membahas berbagai bidang kerja sama.

1. Peningkatan hubungan bilateral

Laman resmi Kementerian Luar Negeri Rusia mengabarkan, Lavrov tiba di Guinea dan diterima oleh Presiden Sementara Mamady Doumbouya bersama beberapa pejabat tingginya.

Mereka melakukan pembicaraan mendalam yang berkaitan dengan peningkatan lebih lanjut hubungan bilateal. Selain itu, Moskow juga menekankan untuk memperkuat dialog politik yang penuh kepercayaan dan memperluas koordinasi politik luar negeri.

Mereka juga membicarakan masalah internasional dan Afrika yang jadi kepentingan bersama. Mereka tidak menerima tatanan aturan yang diberlakukan oleh Barat serta praktik-praktik neo-kolonial.

Sergei Lavrov menegaskan bahwa Rusia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB selalu siap untuk terus berkontribusi dalam menjamin keamanan dan stabilitas pan-Afrika.

2. Guinea menolak intervensi politik oleh negara-negara Barat

Guinea diperintah junta militer sejak 2021. Doumbouya merebut kekuasaan dan menuduh pemerintah sebelumnya mengingkari janji. Dilansir Asociated Press, Doumbouya menolak upaya Barat untuk campur tangan dalam tantangan politik di Afrika.

Beberapa negara Afrika Barat lain seperti Mali, Niger dan Burkina Faso yang dilanda kudeta, telah memutuskan atau mengurangi hubungan militer dengan negara-negara Barat. Mereka kini mulai mendekat dan mencari dukungan keamanan dari Rusia.

3. Upaya meningkatan pengaruh di Afrika

ilustrasi (Pixabay.com/Peggy_Marco)

Lavrov disebut akan melakukan lawatan ke tiga negara. Setelah dari Guinea, dia diperkirakan akan melanjutkan turnya ke Chad dan Burkina Faso. Sebelumnya, dia telah melakukan kunjungan ke Republik Demokratik Kongo dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Jean-Claude Gakosso

Dilansir Africa News, kunjungan ini dilakukan keitka Moskow berusaha meningkatkan pengaruh di benua tersebut, di tengah isolasi Rusia di panggung global. Ini terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Meski Uni Afrika menentang sikap Rusia, tapi lebih dari separuh negara Afrika abstain dari resolusi PBB yang menyerukan penarikan pasukan Moskow.

Secara ekonomi, lebih dari 70 persen perdagangan Rusia dengan Afrika pada 2021 hanya dilakukan di empat negara yakni Mesir, Aljazair, Maroko dan Afrika Selatan. Rusia berkepentingan ekspor biji-bijian, senjata, bahan ekstraktif dan tenaga nuklir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us