Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tolak Koalisi Pengamanan, Houthi Lanjutkan Serangan di Laut Merah

ilustrasi kapal kargo (unsplash.com/Vidar Nordli-Mathisen)

Jakarta, IDN Times - Pemberontak Houthi di Yaman, pada Selasa (19/12/2023), mengatakan mereka akan tetap melanjutkan serangan terhadap kapal-kapal yang terkait dengan Israel di Laut Merah, meskipun Amerika Serikat (AS) mengumumkan koalisi pengamanan di perairan internasional tersebut.

Houthi, yang bersekutu dengan Iran, telah menyerang sejumlah kapal yang melewati Laut Merah dengan rudal dan drone sebagai tanggapan atas serangan besar-besaran Israel di Jalur Gaza. Aksi Houthi ini pun mendorong dibentuknya operasi angkatan laut multinasional untuk melindungi perdagangan di wilayah tersebut.

“Posisi kami tidak akan berubah terhadap isu Palestina, baik aliansi angkatan laut dibentuk atau tidak,” kata pejabat Houthi, Mohammed Abdulsalam, kepada Reuters.

Ia mengatakan mereka hanya akan menargetkan kapal Israel atau kapal yang menuju negara tersebut.

“Posisi kami dalam mendukung Palestina dan Jalur Gaza akan tetap ada hingga berakhirnya blokade, masuknya makanan dan obat-obatan, dan dukungan kami terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan terus berlanjut," ujar dia. 

1. Patroli gabungan akan dilakukan di Laut Merah dan Teluk Aden

Saat mengumumkan operasi angkatan laut tersebut, Menteri Pertahanan Amerika (AS) Lloyd Austin mengatakan, patroli gabungan itu akan dilakukan di Laut Merah bagian selatan dan Teluk Aden yang mencakup rute pelayaran global utama.

“Ini adalah tantangan internasional yang menuntut tindakan kolektif,” katanya.

Koalisi tersebut terdiri dari 10 negara yaitu AS, Kanada, Inggris, Bahrain, Prancis, Italia, Belanda, Spanyol, Norwegia dan Syechelles.

Sekretaris Jenderal Organisasi Maritim Internasional (IMO), Kitack Lim, telah mengisyaratkan keprihatinannya atas serangan Houthi terhadap pelayaran internasional dan kebebasan navigasi.

“Saya mengutuk serangan terhadap pelayaran internasional di kawasan Laut Merah dan saya menegaskan kembali komitmen kuat IMO untuk melindungi pelaut, kapal, dan kargo, yang merupakan hal paling penting untuk memastikan keselamatan dan keamanan rantai pasokan global,” kata Lim, dikutip The National.

“Serangan terhadap pelayaran internasional di kawasan Laut Merah tidak dapat diterima. Kapal harus diizinkan melakukan perdagangan di seluruh dunia tanpa hambatan, sesuai dengan hukum maritim internasional," sambungnya. 

2. Sebanyak 20 orang tewas akibat serangan udara di Rafah

Sementara itu di Gaza, rudal Israel menghantam wilayah Rafah selatan, tempat ratusan ribu orang mengungsi dalam beberapa pekan terakhir. Sedikitnya 20 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan itu.

Petugas medis mengatakan, jurnalis Palestina Adel Zurub dan beberapa anggota keluarganya termasuk dalam korban tewas. Dengan begitu, jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh selama konflik menjadi 97 orang, menurut Hamas.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qidra, mengatakan 13 orang tewas dan 75 lainnya terluka dalam serangan di Jabalia Utara.

“Kami menyatakan keheranan atas diamnya dunia internasional dalam menghadapi pembantaian yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Gaza utara,” katanya, seraya menambahkan bahwa serangan terhadap rumah sakit adalah bukti genosida.

Israel mengatakan pihaknya telah memperingatkan akan adanya serangan supaya warga sipil dapat melarikan diri, dan menuduh Hamas bersembunyi di daerah pemukiman.

3. Militer Israel mendapatkan perlawanan sengit dari Hamas di selatan Gaza

Warga mengatakan, tank-tank Israel telah bergerak maju lebih jauh ke kota selatan Khan Younis dan menembaki area pasar, namun mereka mendapat perlawanan sengit dari Hamas.

“IDF (Pasukan Pertahanan Israel) terus beroperasi melawan infrastruktur dan operasi teroris Hamas di Jalur Gaza,” kata militer Israel dalam sebuah pernyataan.

Di bawah tekanan global yang mendesak gencatan senjata di Gaza, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perang tersebut tidak akan berhenti sampai 129 sandera yang tersisa dibebaskan dan Hamas dilenyapkan.

Kementerian Kesehatan Gaza pada Senin (18/12/2023) mengatakan, 19.453 warga Palestina tewas dan 52.286 lainnya terluka akibat serangan Israel selama dua bulan terakhir.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us