Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Kembali Ancam 'Neraka' ke Gaza Jika Masih Ada Sandera

Mantan Presiden AS, Donald Trump. (x.com/@TeamTrump)
Intinya sih...
  • Donald Trump mengancam warga Gaza untuk menyerahkan tawanan atau menghadapi 'neraka' setelah bertemu tawanan yang dibebaskan di Gedung Putih.
  • Trump meminta warga Gaza memberitahu pimpinan Hamas untuk meninggalkan wilayah tersebut dan menegaskan peringatan terakhirnya untuk membebaskan sandera yang tersisa.
  • Gedung Putih menyatakan utusan AS terlibat dalam pembicaraan dengan pejabat Hamas, termasuk mengenai masalah tahanan Israel yang memegang kewarganegaraan Amerika.

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam warga Gaza untuk menyerahkan tawanan atau menghadapi 'neraka'. Ancaman itu Trump lontarkan usai bertemu dengan delapan tawanan yang dibebaskan di Gedung Putih.

"Kepada Orang-orang Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera. Jika Anda melakukannya, Anda mati! Ambil keputusan yang cerdas. Bebaskan sandera sekarang, atau akan ada neraka yang harus dibayar nanti!" kata Trump di akun Truth Social miliknya, dikutip The New Arab, Kamis (6/3/2025).

Ia meminta warga Gaza memberitahu pimpinan Hamas untuk meninggalkan wilayah tersebut. Trump juga menegaskan ke Hamas, ini merupakan peringatan terakhirnya untuk membebaskan sandera yang tersisa.

"Ini peringatan terakhir Anda! Bagi para pemimpin, sekarang saatnya meninggalkan Gaza, selagi Anda masih punya kesempatan. Saya mengirim Israel semua yang dibutuhkannya untuk menyelesaikan tugasnya, tidak ada satu pun anggota Hamas yang akan aman jika Anda tidak melakukan apa yang saya katakan," kata Trump.

1. Trump mengatakan Hamas bejat

Mantan Presiden AS Donald Trump (instagram.com/realdonaldtrump)

"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya akan berakhir bagi Anda. Hanya orang sakit dan bejat yang menyimpan mayat, dan Anda sakit dan bejat!" tambah dia.

Komentarnya mengikuti peringatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tentang konsekuensi yang tidak dapat bayangkan jika Hamas tidak menyerahkan tawanan yang tersisa yang ditawan dalam serangan 7 Oktober.

Bahasa tajam yang diucapkan Trump itu muncul setelah Gedung Putih mengatakan pejabat AS telah terlibat dalam pembicaraan dan diskusi berkelanjutan dengan pejabat Hamas.

2. Komunikasi langsung AS dan Hamas

Pasukan Hamas dalam Peringatan 25 tahun Hamas yang dirayakan di Gaza pada Desember 2012. (commons.wikimedia.org/Hadi Mohammad)

Gedung Putih mengatakan bahwa utusan Presiden Donald Trump untuk urusan tawanan, Adam Boehler, mengadakan pembicaraan, yang difokuskan pada warga Amerika di antara tawanan yang tersisa di Gaza.

"Israel telah diajak berkonsultasi mengenai masalah ini," ujar juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan kepada wartawan.

Pejabat Hamas mengonfirmasi bahwa kelompok tersebut telah mengadakan pembicaraan langsung dengan utusan AS untuk membebaskan tawanan yang ditahan di Gaza.

"Beberapa komunikasi terjadi antara Hamas dan berbagai saluran komunikasi Amerika, yang terbaru adalah dengan utusan AS dan membahas masalah tahanan Israel yang memegang kewarganegaraan Amerika, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," kata seorang pejabat Hamas yang meminta untuk tidak disebutkan namanya.

Seorang pejabat senior Hamas lainnya mengatakan telah terjadi dua pertemuan langsung antara Hamas dan pejabat AS di Doha dalam beberapa hari terakhir.

3. Lima warga AS diyakini masih menjadi tawanan

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/David Dibert)

Israel telah menyampaikan posisinya kepada Amerika Serikat mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Rabu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

"Israel telah menyatakan kepada Amerika Serikat posisinya mengenai pembicaraan langsung dengan Hamas," kata kantor Netanyahu.

Pembicaraan tersebut pertama kali dilaporkan oleh Axios, yang mengatakan Boehler bertemu dengan Hamas di Qatar tentang tawanan AS tetapi juga sebagai bagian dari gencatan senjata jangka panjang.

Lima warga Amerika diyakini masih berada di antara tawanan yang ditangkap dalam serangan 7 Oktober di Israel. Empat dari mereka telah dipastikan tewas dan yang lainnya, Edan Alexander, diyakini masih hidup.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us