Ukraina Evakuasi Ribuan Warganya di Sumy Oblast, Ada Apa?

- Rusia mulai serangan di Sumy Oblast, Ukraina.
- Lebih dari 56 ribu warga dievakuasi dari perbatasan Rusia-Ukraina.
- Rusia melancarkan serangan ke infrastruktur sipil dan distribusi bantuan kemanusiaan di Sumy.
Jakarta, IDN Times - Gubernur Sumy Oblast, Oleh Hryhorov mengumumkan proses evakuasi massal warga sipil di wilayahnya, pada Selasa (20/5/2025). Ia menyebut, lebih dari 56 ribu warga sipil sudah dievakuasi dari wilayah perbatasan Rusia-Ukraina tersebut.
Pada akhir April, Rusia mengklaim berhasil merebut seluruh teritori Kursk Oblast dan mengusir seluruh tentara Ukraina. Moskow menyebut bahwa Kiev telah gagal dalam melancarkan inkursi di Kursk.
Setelah merebut seluruh teritori Kursk Oblast, Rusia berencana melancarkan serangan ke Sumy Oblast. Moskow berencana melanjutkan pembentukan zona penyangga di sepanjang perbatasan Sumy-Kursk.
1. Sebut 86 ribu warga Sumy masuk dalam daftar evakuasi
Hryhorov mengungkapkan akan terus melanjutkan evakuasi massal warga di Sumy. Ia menyebut terdapat lebih dari 86 ribu warga sipil yang wajib dievakuasi di Sumy di tengah gempuran tentara Rusia.
Ia mengatakan bahwa sebanyak 65 persen warga Sumy sudah mengungsi dan sebanyak 2.400 warga dievakuasi pekan lalu. Sementara, proses evakuasi warga sudah dilakukan sejak September 2024 yang mengutamakan anak-anak di dalam radius 10 km dari perbatasan Rusia, dikutip The Kyiv Independent.
Proses evakuasi ini terus dikebut terkait dengan serangan besar-besaran Rusia ke Sumy dalam beberapa hari terakhir. Pekan lalu, serangan Rusia telah mengenai sebuah bus di Bilopillia pada pagi hari yang menyebabkan tewasnya 9 orang dan 7 orang terluka.
Hryhorov menambahkan, sebanyak 13 warga sipil tewas dalam serangan Rusia ke Sumy dalam sepekan terakhir.
2. Rusia lancarkan serangan ke infrastruktur sipil di Sumy

Komando Militer Regional Sumy mengungkapkan bahwa Rusia kembali melancarkan serangan ke infrastruktur sipil di wilayahnya, termasuk di area bendungan.
"Sebagai bagian dari serangan pasukan Rusia, struktur hidrolik di Velykopysarivka, Sumy Oblast rusak. Beruntungnya, tidak ada bencana banjir di area permukiman warga. Level air masih stabil dan tidak ada kenaikan permukaan air," tuturnya.
Melansir Ukrainska Pravda, pemerintah Sumy mengatakan bahwa Rusia melancarkan serangan drone besar di tengah distribusi bantuan kemanusiaan di wilayahnya. Insiden ini mengakibatkan dua orang terluka.
Pada akhir pekan lalu, Rusia meluncurkan serangan drone ke Konotop dan Shostka yang mengakibatkan kebakaran di beberapa gedung. Pemadam kebakaran langsung diterjunkan untuk memadamkan api.
3. Zelenskyy tuduh Putin mengulur waktu negosiasi

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuding Presiden Rusia Vladimir Putin berupaya mengulur waktu proses negosiasi damai dan ingin memperpanjang peperangan di Ukraina.
"Putin sudah mengirimkan kepala kosong dalam negosiasi damai dan menggunakan negosiasi damai ini untuk kepentingannya. Ini sudah jelas bahwa Rusia berniat mengulur waktu demi melanjurkan kepentingan perangnya dan mengokupansi teritori Ukraina," ungkapnya, dilansir The Moscow Times.
Zelenskyy mengungkapkan bahwa Ukraina sudah siap terlibat dalam segala format negosiasi damai. Namun, ia memperingatkan jika Rusia tidak mau menyetujui kondisi yang realistis dan berusaha merusak progres ini, maka akan ada konsekuensi besar.