Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Tuding Rusia Libatkan China dalam Konflik Negaranya

Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Presiden Ukraina klaim Rusia coba libatkan China dalam perang di Ukraina, menimbulkan ketegangan antara Beijing dan Kiev.
  • Badan Keamanan Ukraina temukan 155 warga China diduga bergabung dalam tentara Rusia, direkrut melalui media sosial dan janji upah sebesar $3.840.
  • Juru Bicara Kepresidenan Rusia menolak berkomentar, sementara Zelenskyy siap menukarkan dua tawanan perang asal China dengan tentara Ukraina yang ditangkap oleh Rusia.

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis (10/4/2025), mengklaim bahwa Rusia berusaha menyeret China dalam perang di Ukraina dan memperkeruh konflik. 

"Keterlibatan warga negara China dalam operasi militer di Ukraina adalah langkah untuk mengekspansi perang. Ini mengindikasikan bahwa Moskow menginginkan Beijing masuk dalam peperangan," terangnya, dilansir The Moscow Times.

Penangkapan dua warga negara China di Ukraina ini menimbulkan ketegangan antara Beijing dan Kiev. Ukraina menduga China ikut membantu Rusia dalam melancarkan serangan ke negaranya.

1. Sebut terdapat 155 warga China dalam militer Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Zelenskyy mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Ukraina (SBU) menemukan terdapat 155 warga China yang diduga bergabung dalam tentara Rusia. Mereka diduga berada di posisi terbawah dalam militer Rusia.

"Kami mendapatkan informasi dan percaya bahwa memang ada lebih dan lebih banyak lagi warga China di militer Rusia. Orang-orang ini datang ke Federasi Rusia, ke Moskow. Menjalani tes kesehatan selama 3-4 hari. Kemudian menjalani pelatihan 1-2 bulan," terangnya, dikutip CNN.

Ia menambahkan, masih belum tahu apakah keberadaan warga China dalam militer Rusia sesuai dengan kebijakan China. Zelenskyy menyebut, SBU akan terus bekerja untuk menemukan bukti itu.

Sebelumnya, Zelenskyy mengungkapkan bahwa dua tentara Rusia yang ditangkap di Donetsk tersebut memiliki kartu identitas, kartu rekening bank, dan data-data pribadi yang berasal dari China.

2. Warga China dibayar Rp64,7 juta untuk gabung militer Rusia

Zelenskyy mengatakan bahwa warga China direkrut oleh Rusia melalui platform media sosial, seperti TikTok dan aplikasi sejenisnya di China. Ia menyebut, Beijing sebenarnya tahu mengenai proses rekrutmen ini.

"Pejabat di Beijing tahu tentang ini. Rusia sudah menyebarkan iklan rekrutmen tentara lewat berbagai media sosial di China. Ini bukanlah sebuah rekrutmen rahasia. Namun, terdapat pula kemungkinan rekrutmen rahasia," ungkapnya, dilansir Ukrainska Pravda.

Presiden Ukraina keenam itu menyebut, warga China berperang di teritori Ukraina dan menerima kartu migrasi. Ia menambahkan, warga China tersebut mendapatkan upah sebesar 3.840 dolar AS (Rp64,7 juta) dan dijanjikan warga negara Rusia.

3. Rusia tolak komentar soal penangkapan warga China di Ukraina

Ilustrasi bendera Rusia. (Dmitry Djouce, CC BY 2.0 , via Wikimedia Commons)

Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov menolak berkomenar terkait penangkapan dua warga China yang bergabung dalam militer Rusia di Ukraina.

"Saya tidak mau berkomentar terkait laporan penangkapan dua warga negara China di Ukraina," terang Peskov, dilansir Tass.

Di sisi lain, Zelenskyy mengaku bersiap menukarkan dua tawanan perang asal China tersebut dengan tentara Ukraina yang ditangkap oleh Rusia. Namun, keduanya mengaku tidak mau kembali ke Rusia dan ingin pulang ke China. 

Hingga kini, dua warga China tersebut sudah bersedia bekerja sama dengan SBU. Keduanya mengatakan bahwa keluarganya di China cukup mengkhawatirkan tujuan mereka pergi ke Rusia yang secara resmi tertulis sebagai turis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us