Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Gaza Berusaha Evakuasi Ribuan Jenazah dengan Peralatan Minim

pria memegang bendera Palestina (unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Jakarta, IDN Times - Unit pertahanan sipil di Gaza bekerja keras untuk mengevakuasi lebih dari 10 ribu jenazah warga Palestina yang diyakini terkubur di bawah reruntuhan rumah yang hancur akibat serangan Israel. Mereka terpaksa bekerja dengan peralatan seadanya hingga menggunakan tangan karena minimnya alat berat.

Otoritas kesehatan setempat pada Rabu (1/5/2024) mengatakan, sedikitnya 34.568 warga Palestina telah dipastikan tewas akibat serangan militer Israel di Gaza sejak 7 Oktober, ketika kelompok Hamas menyerang Israel selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang. 

“Kami memperkirakan ada lebih dari 10 ribu orang hilang yang masih berada di bawah reruntuhan ratusan bangunan yang hancur sejak dimulainya agresi,” kata Mahmoud Bassal, juru bicara pertahanan sipil di Jalur Gaza utara, kepada The National.

“Meskipun kami berjuang dengan kekurangan peralatan, kendaraan, dan mesin yang diperlukan untuk mencari orang hilang, pertahanan sipil terus memenuhi tugas kemanusiaannya terhadap rakyat Gaza,” tambahnya.

1. Proses evakuasi jenazah dengan peralatan seadanya dapat makan waktu 2-3 tahun

Bassal mengatakan bahwa sejak awal perang, pasukan Israel telah menghancurkan alat-alat berat dan ekskavator, sehingga membuat mereka kesulitan untuk menjangkau dan menyelamatkan warga-warga dari bawah reruntuhan. 

Dalam beberapa pekan terakhir, ketika intensitas perang menurun, timnya menerima banyak permintaan untuk mengambil jenazah dari bangunan-bangunan tempat tinggal yang hancur.

“Beberapa hari yang lalu, kami memulai tugas ini di wilayah utara Gaza dengan dukungan warga setempat dan tim sukarelawan menggunakan peralatan manual sederhana,” jelas Bassal.

“Meskipun terjadi penurunan jumlah tenaga kerja, kelangkaan sumber daya, dan tidak adanya alat berat yang diperlukan untuk tujuan ini, kami berhasil menemukan beberapa jenazah martir, yang telah membusuk sepenuhnya," tambah dia. 

Namun menurutnya, bekerja dengan peralatan terbatas seperti sekarang akan memakan waktu dua hingga tiga tahun, yang berpotensi mengakibatkan bencana kesehatan dan kemanusiaan bagi masyarakat.

2. Jenazah akan diperiksa dan didokumentasikan sebelum dimakamkan

Salah seorang warga yang meminta bantuan pada unit pertahanan sipil adalah Mohammed Abu Obaid. Jenazah beberapa kerabatnya masih tertinggal di bawah reruntuhan rumah mereka beberapa minggu setelah serangan terjadi di Gaza utara. Mereka harus menunggu pasukan Israel mundur dari kota tersebut sebelum dapat kembali ke rumah mereka.

“Beberapa hari yang lalu, tim pertahanan sipil, bekerja sama dengan organisasi pemuda, memulai operasi penggalian untuk mencari jenazah anggota keluarga di bawah reruntuhan, termasuk beberapa orang terdekat saya yang pernah menjalani hari-hari terbaik dalam hidup saya,” ujar Abu Obaid.

“Rasanya sangat sulit mengetahui bahwa orang yang Anda cintai dan anggota keluarga Anda membusuk tanpa dikuburkan dengan layak.

Jenazah yang ditemukan nantinya akan diperiksa dan didokumentasikan terlebih dahulu sebelum kemudian dimakamkan di Gaza utara.

3. Butuh sekitar Rp299 triliun untuk membangun kembali Jalur Gaza

Hingga 5 April, sekitar 50-70 persen rumah di Gaza diperkirakan telah hancur atau mengalami kerusakan parah. Menurut laporan Bank Dunia baru-baru ini, dibutuhkan sekitar 18,5 miliar dolar AS (sekitar Rp299 triliun) untuk membangun kembali Jalur Gaza. Angka ini kemungkinan akan bertambah setelah dilakukannya peninjauan di wilayah tersebut.

“Pencarian jenazah tidak mudah dan memerlukan waktu serta usaha. Setiap kali mereka menemukan mayat atau melihatnya sekilas, mereka mencoba menanganinya secara perlahan untuk mengambil apa pun yang masih utuh," kata Abu Obaid.

“Sejujurnya, kami sekeluarga merasa lega dengan langkah ini karena setidaknya kami akan memiliki kuburan yang bisa dikunjungi anak-anak kami dari waktu ke waktu," sambungnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us