Zelenskyy Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, akan hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.
- Zelenskyy mengungkapkan Paus Fransiskus adalah sosok yang tahu cara memberikan harapan dan mengurangi penderitaan lewat doa dan persatuan.
- Paus Fransiskus berulang kali menyerukan perdamaian di Ukraina dan menolak menyebut Rusia sebagai negara agresor yang menyerang Ukraina terlebih dahulu.
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Selasa (22/4/2025), menyatakan akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Ia pun mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pemimpin Gereja Katolik Dunia tersebut.
"Kantor Kepresidenan Ukraina masih menunggu konfirmasi tanggal acara pemakaman Paus Francis dan kami sedang mempersiapkan kunjungan Presiden Zelenskyy ke Roma dan Vatikan untuk menghormati Paus," terangnya, dikutip Ukrainska Pravda.
Pada Desember 2024, Paus Fransiskus sempat mengusulkan gencatan senjata di Ukraina pada perayaan Hari Natal. Ia pun mendoakan agar tercapainya perdamaian di Ukraina dan Timur Tengah.
1. Sebut Paus Fransiskus tahu cara memberikan harapan
Zelenskyy mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus adalah sosok yang tahu cara untuk memberikan harapan dan mengurangi penderitaan lewat doa dan persatuan.
"Dia sudah mendoakan perdamaian di Ukraina dan bagi rakyat Ukraina. Kami berbelasungkawa bersama dengan umat Katolik dan semua umat Kristiani yang menjadikan Paus Fransiskus sebagai dukungan spiritual," tuturnya, dilansir NPR.
Sebagai informasi, Zelenskyy sudah bertemu dengan Paus Fransiskus sebanyak tiga kali. Namun, Kiev memiliki kesan positif dan negatif dengan Paus Fransiskus di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina.
Hubungan keduanya sempat memanas setelah Paus Fransiskus menyerukan kepada Ukraina agar berani mengibarkan bendera putih dan bernegosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri perang. Kiev memandang komentar ini sebagai dorongan untuk menyerah.
2. Paus Fransiskus terus menyerukan perdamaian di Ukraina
Paus Fransiskus berulangkali menyerukan perdamaian di Ukraina. Ia pun menolak secara terang-terangan menyebut bahwa Rusia adalah negara agresor yang menyerang Ukraina terlebih dahulu.
Menurut penulis biografi Paus Fransiskus, Austen Ivereigh mengatakan bahwa penolakan menyebut secara publik soal kesalahan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyambung dialog antara AS dan Ekuador.
"Ini bukan yang biasa dilakukan oleh Paus Fransiskus dan ini bukanlah cara yang dilakukan Vatikan. Ketika Anda menghina seseorang, maka Anda sama dengan menutup pintu kerja sama dan Paus Fransiskus ingin membuka pintu bagi semua pihak," ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.
Namun, Vatikan dan Kiev terus mempertahankan komunikasi langsung. Sedangkan, Vatikan tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Putin setelah pecahnya perang skala besar di Ukraina.
3. Ukraina dorong gencatan senjata di infrastruktur sipil

Pada hari yang sama, Zelenskyy mengungkapkan proposal untuk memperpanjang gencatan senjata untuk infrastruktur sipil pada Hari Paskah tetap dilanjutkan.
"Ukraina mengusulkan perpanjangan gencatan senjata setelah Paskah dan membuat semuanya menyeluruh. Proposal kami untuk gencatan senjata pada fasilitas sipil tetaplah valid. Dibutuhkan keseriusn Rusia dalam menyetujui ini. Tidak ada halangan di sisi Rusia terkait rencana ini," ungkapnya, dikutip Interfax.
Ia pun mengungkapkan operasi penyelamatan sedang dilakukan di Kharkiv setelah serangan drone Rusia. Zelenskyy juga menyebut Rusia melancarkan serangan di Zaporizhzhia, Odessa, Sumy, Kharkiv, Donetsk, dan area di bagian selatan.