Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Zelenskyy: Ukraina Akan Bangun Militer jika Tidak Bisa Gabung NATO

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (12/2/2025), mengatakan bahwa Ukraina akan membangun militer besar jika tidak diizinkan bergabung dalam aliansi NATO. Ia menyebut, militer penting untuk menjamin keamanan negaranya dari ancaman Rusia. 

Sebelumnya, Zelenskyy mengaku bersedia menukarkan teritori Ukraina untuk mewujudkan perdamaian di negaranya. Namun, ia mendesak Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) ikut menjamin keamanan negaranya. 

1. Sebut militer Ukraina harus menyamai militer Rusia

Tentara Ukraina. (commons.wikimedia.org/President Of Ukraine)

Zelenskyy mengungkapkan bahwa harapan terbesar Ukraina adalah bergabung dengan NATO. Namun, ia tidak memungkiri beberapa negara menolak keinginan Kiev bergabung dalam aliansi NATO. 

"Fakta untuk hari ini adalah Jerman dan Hungaria mendukungnya, jika Amerika juga mendukungnya. Sementara, Hungaria akan melakukan apapun yang disetujui oleh Presiden AS Donald Trump. Masalah jaminan keamanan Ukraina semuanya ada di tangan Trump," tuturnya, dilansir Ukrainska Pravda

Ia menambahkan, Ukraina harus membangun milter sebesar militer Rusia jika tidak diizinkan bergabung dengan NATO. Ia menyebut, Ukraina akan membangun NATO di dalam teritorinya sendiri untuk mencegah serangan Rusia. 

Zelenskyy mengatakan, Ukraina akan mendapatkan dukungan finansial dari Eropa untuk mengekspansi militernya. Ia pun mengklaim AS dapat membantu menyuplai senjata tertentu kepada Ukraina, seperti rudak jarak jauh dan sistem pertahanan udara Patriot. 

2. AS sebut keinginan Ukraina bergabung dalam NATO tidak realistis

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, mengungkapkan bahwa keinginan Ukraina untuk mengembalikan seluruh perbatasan negara sebelum 2014 tidak realistis. 

"Kami juga ingin seperti Anda, mewujudkan kedaulatan dan kesejahteraan di Ukraina. Namun, kami harus mulai mengakui bahwa kembali ke perbatasan sebelum 2014 tidak realistis. Perdamaian jangka panjang di Ukraina harus termasuk jaminan keamanan untuk memastikan perang tidak terjadi lagi," terangnya, dikutip Euronews.

Ia menambahkan, keinginan Ukraina bergabung dalam NATO sangat tidak realistis karena Trump berkeinginan menyelesaikan perang lewat diplomasi. Ia mengatakan, jaminan keamanan harus didukung oleh tentara dari Eropa atau non-Eropa. 

Namun, Hegseth mengutarakan bahwa tentara AS tidak akan ikut andil dalam misi penjaga perdamaian di Ukraina. Ia mengatakan bahwa misi tersebut tidak tertuang dalam Pasal 5 Pertahanan Kolektif NATO.

3. Klaim Eropa akan diduduki Rusia jika tidak ada Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President.gov.ua, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Zelenskyy memperingatkan bahwa Eropa akan menghadapi okupansi skala besar dari Rusia jika tidak ada Ukraina. Ia menyebut adanya ketimpangan pasukan antara Eropa dan Rusia. 

"Tanpa Ukraina, Eropa akan diduduki total oleh Rusia, jika mereka menginginkannya. Saya percaya bahwa mereka tidak memiliki pikiran apapun selain itu. Hari ini, 110 brigade tentara kami menahan 220-230 brigade tentara Rusia. Ini satu berbanding dua. Sedangkan dibanding Eropa perbandingannya satu banding tiga," ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.

Ia menambahkan, Rusia masih berniat menambah 150 ribu pasukan yang terbagi dalam 12-15 divisi lewat mobilisasi dan pelatihan. Ia mengatakan, tentara Rusia yang baru direkrut akan menjalani latihan militer di Belarus. 

Zelenskyy menyebut bahwa Rusia dapat melancarkan invasi skala besar dari Belarus. Ia memperingatkan bahwa Moskow dapat menginvasi Polandia atau Lithuania. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Brahm
EditorBrahm
Follow Us