BMKG Laporkan 52 Gempa Susulan Usai Gempa Rusia Magnitudo 8,7

- Ada 52 gempa susulan setelah gempa M8,7
- 10 wilayah di Indonesia berpotensi tsunami dengan status Waspada
- Hasil observasi pengamatan tinggi muka laut menunjukkan tinggi tsunami di beberapa wilayah
Jakarta, IDN Times - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya gempa susulan, setelah gempa besar Magnitudo M8,7 yang mengguncang wilayah pesisir timur Kamchatka, Rusia pada Rabu (30/7/2025).
Dalam laporannya, BMKG menyebutkan ada 52 gempa susulan yang terjadi setelah gempa utama. Tercatat, ada 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi terkena tsunami imbas dari gempa besar tersebut.
1. Ada 52 gempa susulan

Dalam keterangan tertulis, BMKG melaporkan sejumlah gempa susulan yang terjadi. Total ada 52 gempabumi susulan hingga Rabu pukul 20.00 WIB.
“Hingga pukul 20.00 WIB, berdasarkan hasil monitoring menunjukkan adanya 52 aktivitas gempabumi susulan (aftershock), dengan Magnitudo terbesar M6,9 dan magnitudo terkecil M4,7,” tulis BMKG dalam keterangan tertulis.
2. Daftar 10 wilayah di Indonesia yang berpotensi tsunami

BMKG menyebutkan, berdasarkan laporan PTWC gempa ini berpotensi tsunami di wilayah Rusia, Jepang, Alaska, Filipina, Hawaii, dan Guam. Untuk wilayah Indonesia sendiri, ada 10 wilayah yang berpotensi muncul tsunami dengan status Waspada (ketinggian tsunami kurang dari 0.5m), yakni:
1. Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT)
3. Hasil observasi pengamatan tinggi muka laut

Selain itu, BMKG juga melaporkan hasil Observasi Pengamatan Tinggi Muka Laut (Tsunami) dengan catatan:
1. Petropavlovsk, Rusia (07:00 WIB) 0.1 meter,
2. Nikol Skoe, Rusia (07:17 WIB) 0.3 meter,
3. Hanasaki, Jepang (08:16 WIB) 0.3 meter,
4. Kushiro, Jepang (08:30 WIB) 0.1 meter,
5. Ofunato, Jepang (08:47 WIB) 0.4 meter,
6. Chichijima, Jepang (10:00 WIB) 0.1 meter,
7. Saipan, USA (11:30 WIB) 0.1 meter,
8. Guam, USA (11:40 WIB) 0.1 meter,
9. Hanalai, Hawai (12:20 WIB) 1.0 meter,
10. Haleiwa, Hawai (12:35 WIB) 1.5 meter,
11. Legaspi, Filipina (13:23 WIB) 0.07 meter,
12. Lombrom, Papua Nugini (14:02 WIB) 0.3 meter,
13. Jayapura DOK II, Indonesia (14:14 WIB) 0.3 meter,
14. Pel. Tapaleo, Halamhera Tengah (14:15WIB) 0.1 meter
15. Sarmi, Indonesia (14:20 WIB) 0.5 meter,
16. Sorong, Papua Barat, Indonesia (14:35 WIB) 0.2 meter,
17. Depapre Jayapura Papua, Indonesia (14:45 WIB) 0.3 meter,
18. Sausapor, Papua Barat (15:04WIB) 0.3 meter
19. Pel. Beo Talaud, Sulawesi Utara, Indonesia (15:14 WIB) 0.06 meter,
20. Pel. Daeo Majiko, Morotai, Maluku Utara (15:17 WIB) 0.08 meter.
21. Manokwari, Papua Barat (14.23 WIB) 0.15 meter.
22. Gebe, Maluku Utara (14.57 WIB) 0.11 meter.
23. Bitung, Sulawesi Utara (14.20 WIB) 0.21 meter.
24. Manado, Sulawesi Utara (16.42 WIB) 0.08 meter.
25. Likupang, Sulawesi Utara (17.20 WIB) 0.14 meter.
Tsunami gauge di wilayah Gorontalo tidak terdeteksi anomali muka laut.
“Oleh karena itu, kepada masyarakat pesisir di wilayah tersebut untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Hingga saat ini, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak tsunami tersebut,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (31/7/2025).