Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Game Online Ancam Anak, Orang Tua Diminta Waspada

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)
Intinya sih...
  • Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengingatkan pentingnya kontrol orang tua dalam mencegah kecanduan game online pada anak.
  • Ancaman serius lainnya adalah keberadaan predator daring yang seringkali menyamar sebagai teman sebaya untuk mendekati, memanipulasi, dan mengeksploitasi anak.
  • Dokter Fitri Hartanto menekankan pentingnya peran keluarga dan pemerintah dalam menangani kecanduan game serta perlunya pembatasan waktu layar sesuai rekomendasi IDAI.

Jakarta, IDN  Times - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengingatkan pentingnya kontrol orang tua dalam mencegah kecanduan game online pada anak. 

“Game online berisiko menyebabkan adiksi atau kecanduan, apabila tidak ada kontrol dari orang tua, keluarga, atau pengasuh," kata Isyana dalam kegiatan TAMASYA di KERABAT Seri 4 Tahun 2025 yang berlangsung hybrid dikutip Sabtu (24/5/2025).

1. Celah terjadinya kekerasan pada anak

Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional  (BKKBN), Wihaji memantau program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) di di TPA Pertiwi di Boyolali. (dok. Kementerian BKKBN)

Dia menjelaskan, ancaman serius lainnya adalah keberadaan predator daring yang seringkali menyamar sebagai teman sebaya untuk mendekati, memanipulasi, dan mengeksploitasi anak.

"Hal ini dapat menjadi celah terjadinya kekerasan pada anak, baik secara psikologis, seksual, potensi bullying, dan kekerasan lainnya,” ujarn

2. Tumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan

Wamendugbangga/BKKBN Isysana Bagoes Oka memimpin perwakilan Indonesia di agenda Delegasi Republik Indonesia dalam Sidang CPD Sesi ke-58 yang diselenggarakan di Markas Besar PBB di New York, pada 7-11 April 2025. (dok. Humas Kemendugbangga/BKKBN)

Dia mengimbau agar orang tua dan pendidik bisa menanamkan kedisiplinan dan tanggung jawab sejak dini pada anak.

“Tumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan dan tanggung jawab pada anak, agar teknologi informasi dapat menjadi manfaat bukan musibah untuk anak,” ujarnya.

3. Perlunya pembatasan waktu layar

Wakil Menteri (Wamen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, mengecek kondisi Keluarga Risiko Stunting (KRS) di Bukittinggi, Sumatera Barat pada (25/01/2025). (Dok. Kemendugbangga/BKKBN)

Dalam kesempatan tersebut, Dr. dr. Fitri Hartanto, SpA (K) menekankan pentingnya peran keluarga dan pemerintah dalam menangani kecanduan game. Dia mendorong kolaborasi lintas sektor untuk menyusun program edukatif yang mudah diakses dan sesuai kebutuhan keluarga.

Dr. Fitri juga mengingatkan perlunya pembatasan waktu layar (screen time) sesuai rekomendasi IDAI: anak di bawah 1 tahun tidak disarankan screen time; usia 1–2 tahun hanya untuk video call; usia 2–6 tahun maksimal satu jam; usia 6–12 tahun maksimal 1,5 jam; dan usia 12–18 tahun maksimal dua jam per hari.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us