Menkes Nilai COVID-19 Melonjak karena Dulu Orang Enggan Pakai Masker

Menkes ingatkan masyarakat harus sadar protokol kesehatan

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai lonjakan kasus COVID-19 harian yang terjadi saat ini bukan kesalahan 3T: testing-trancing-treatment. Namun, kesalahan orang tidak memakai masker.

"Ini kenapa sekarang naik, ini bukan salah testing-tracing-nya. Salah karena dulu orang-orang gak mau pakai masker jalan-jalan," ungkap Menkes dalam webinar Ngobrol Seru by IDN Times, Minggu, 17 Januari 2021.

Perlu diketahui, penambahan kasus positif virus corona harian sempat mencapai angka 14.224 pada Sabtu, 16 Januari 2021. Sementara, data Gugus Tugas Penanganan COVID-19 per Senin, 18 Januari 2021, total kasus positif virus corona di Indonesia telah menyentuh 917.015 kasus.

Menurutnya, kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan turut memengaruhi penyebaran virus corona. Masyarakat perlu disiplin 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Baca Juga: Ketika Menkes Jawab Arti Efikasi Vaksin COVID-19 Sebesar 65 Persen

1. Menerapkan empat strategi WHO dalam penanangan COVID-19

Menkes Nilai COVID-19 Melonjak karena Dulu Orang Enggan Pakai MaskerMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (Dok. Humas KPK)

Menkes menyebut strategi penanganan pandemik virus corona yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ada empat hal. Pertama ialah pengetesan, pelacakan, dan isolasi. Strategi kedua ialah perawatan, dan ketiga vaksinasi.

"Yang keempat itu public health care system, itu perubahan perilaku. Harus pakai masker, harus jaga jarak, itu harus semuanya tergerak untuk itu," tegas Budi.

2. Menkes ajak para istri ingatkan suami dan anak-anaknya

Menkes Nilai COVID-19 Melonjak karena Dulu Orang Enggan Pakai MaskerANTARA FOTO/Jojon

Terkait perubahan perilaku, Menkes mengajak kaum perempuan untuk ambil bagian. Termasuk, para istri untuk selalu mengingatkan suami dan anak-anaknya agar selalu disiplin menerapkan 3M.

"Suami takut sama istri, itu istri mesti bilang ke suami dan anak-anak jangan gak boleh pakai masker. Kalau kita disiplin pakai masker, itu sudah reduce, itu yang bikin rumah sakit enggak penuh," kata.

Menkes menilai perubahan perilaku hidup masyarakat tidak dapat diatur Kementerian Kesehatan, polisi, bahkan presiden. Sehingga, dibutuhkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Simpel, yang masalah itu disiplin dan itu gak bisa polisi, gak bisa saya, gak bisa presiden. Itu harus menjadi gerakan kita sadar the way kita hidup berubah," imbuhnya.

3. Menkes mengakui testing dan tracing COVID-19 di Indonesia perlu diperbaiki

Menkes Nilai COVID-19 Melonjak karena Dulu Orang Enggan Pakai MaskerIlustrasi Swab Test (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Di sisi lain, Menkes mengakui saat ini ada yang salah dengan strategi testing COVID-19 di Indonesia, seperti belum merata jumlah tes yang dilakukan di daerah dan tes mandiri. Ia mengatakan akan memperbaiki strategi tersebut.

"Testing yang bener itu, bukan testing karena ingin ketemu presiden, atau testing mau jalan-jalan ke Bali. Itu wrong testing strategy," kata Budi.

Selain itu, Menkes juga mengakui tracing COVID-19 perlu diperbaiki. Terlebih, dia mengatakan, berdasarkan standar WHO, tracing dilakukan 30 per 100 ribu penduduk.

"Dan setiap kali kena, kita harus testing 30 (orang). Jadi testingnya belum cukup, strateginya salah, dan geografinya belum baik," ucapnya.

Baca Juga: Menkes Sebut Strategi Testing COVID-19 RI Keliru, Harus Diperbaiki

https://www.youtube.com/embed/4-W-Vig3J1I

Topik:

  • Rochmanudin
  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya