Kesaksian Sopir Ambulans saat Evakuasi Jurnalis Palu Tewas di Hotel

- Pemilik ambulans SF dan sopir AS menerima orderan dari perempuan V untuk mengangkut jurnalis Situr Wijaya (33) ke rumah sakit.
- Situr Wijaya ditemukan tergeletak tak bernyawa di hotel, tanpa tanda-tanda kekerasan, namun ada luka lecet pada bibir.
- Hasil autopsi sementara menunjukkan adanya infeksi paru-paru yang diduga penyakit TBC sebagai penyebab kematian Situr Wijaya.
Jakarta, IDN Times - Pemilik ambulans berinisial SF dan sopirnya AS menerima orderan dari seorang perempuan berinisial V untuk mengangkut pasien dari Hotel D’Paragon, Jakarta Barat (Jakbar) pada Jumat (4/4/2025) siang.
Saat itu, V yang menghubungi SF hanya meminta membawa pasien dari hotel ke Rumah Sakit Duta Indah, Jakarta Utara.
“Pada awalnya klien mendapat orderan melalui chat yang intinya meminta mengantarkan pasien dari hotel di Kebon Jeruk menuju RS terdekat,” kata pengacara SF dan AS, Subadria Nuka saat dihubungi IDN Times, Selasa (8/4/2025).
1. V menyebut Situr Wijaya sakit dan minta dievakuasi

V kepada SF mengaku sebagai teman dekat korban yang diketahui adalah Situr Wijaya (33), jurnalis media online asal Palu. Perempuan itu saat menghubungi ambulans menyebut bahwa korban dalam keadaan sakit.
“Saat perempuan tersebut order ambulans, mengaku bahwa jurnalis tersebut sedang sakit lalu diminta dibawa untuk diantarkan ke RS terdekat,” ujar Subadria.
2. Situr Wijaya sudah meninggal dunia saat dievakuasi

Sesampainya di hotel, SF dan AS mendapati Situr Wijaya bercelana pendek dalam keadaan tergeletak. Saat proses evakuasi, SF dan AS memastikan, kondisi korban sudah meninggal dunia.
“Klien kami menyebut korban sudah meninggal dunia sejak beberapa jam yang lalu,” kata Subadria.
3. Tidak ada sayatan di leher dan darah dari mulut atau hidung

Saat itu, SF mengaku tak mendapati adanya sayatan di leher dan darah yang keluar dari mulut atau hidung korban.
“Ia (SF) melihat secara kasat mata tidak ada sayatan dan darah seperti yang telah beredar informasi di media,” kata Subadria.
V kemudian meminta SF agar Situr Wijaya segera dibawa ke rumah sakit. V menyebut, keluarga Situr Wijaya akan mengurus dokumen di rumah sakit.
4. Situr Wijaya bersama V terekam CCTV

Berdasarkan rekaman CCTV hotel, Situr Wijaya dan V terlihat pada Kamis (3/4/2025) pukul 18.50 WIB. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menegaskan, saat itu tidak ada orang lain yang memasuki kamar korban.
“Dan korban juga tidak terpantau keluar kamar,” ujar Ade Ary dalam keterangan tertulisnya.
5. Hasil autopsi sementara terhadap Situr Wijaya

Hasil autopsi sementara dari RS Polri, terdapat luka lecet pada bibir Situr Wijaya diduga karena jatuh membentur lantai. Paru kanan terdapat perlengketan hebat pada hampir seluruh permukaannya ke dinding dada yang merupakan tanda adanya infeksi paru.
Ditemukan massa dugaan infeksi pada paru kanan bagian atas dan adanya perbendungan pada hampir seluruh organ-organ tubuh.
“Telah diambil sampel organ untuk pemeriksaan toksikologi dan histopatologi. Perkiraan waktu kematian antara delapan sampai 24 jam sebelum pemeriksaan luar (4 April 2025 pukul 04.00 WIB s.d. 4 April 2025 pukul 20.00 WIB),” kata Ade Ary.
Selain itu, tidak ada tanda-tanda kekerasan, baik luka jeratan maupun luka sayatan. Adanya memar pada bagian tubuh merupakan akibat lebam mayat.
“Berdasarkan hasil otopsi sementara, terdapat indikasi adanya infeksi pada paru-paru, dugaan dokter yaitu penyakit TBC. Namun guna memastikannya masih harus menunggu hasil pemeriksaan toksikologi dan histopatologi,” ujar Ade Ary.