Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menaker: SDM Kuat dan Hubungan Industrial Harmonis Kunci Kemandirian Ekonomi

69645EA1-33C7-415B-94C5-59ECE30F60C9.jpeg
Yassierli saat dalam Seminar Nasional bertema “Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI” yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). (Dok. Kemnaker)
Intinya sih...
  • Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menekankan pentingnya SDM kompetitif dan hubungan industrial harmonis untuk kemandirian ekonomi nasional.
  • Kolaborasi adalah kunci menghadapi tantangan global.
  • Pentingnya peningkatan daya beli masyarakat, anggaran pelatihan tenaga kerja yang masih tertinggal, serta kerja sama.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Menteri Ketenagakerjaan Yassierli menyampaikan bahwa kemandirian ekonomi nasional hanya dapat terwujud bila ditopang oleh sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif serta hubungan industrial yang harmonis.

Ia menyebut, Indonesia memiliki potensi besar untuk mandiri dalam produksi industri sehingga tidak perlu bergantung pada impor.

1. Pembangunan industri tidak boleh hanya berorientasi ekspor

CE532F3F-F04E-47F3-AE8D-3342AD1CB12A.jpeg
Yassierli saat dalam Seminar Nasional bertema “Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI” yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). (Dok. Kemnaker)

Dalam Seminar Nasional bertema “Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI” yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pada Jumat (3/10/2025), Yassierli menyampaikan, “Kalau orang Indonesia bisa membuat baju, sepatu, hingga komponen otomotif, maka kita tidak perlu lagi produk dari luar negeri. Inilah esensi substitusi impor yang harus kita dorong.”

Yassierli mengatakan, pembangunan industri tidak boleh hanya berorientasi ekspor, tetapi juga harus memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga. Tanpa itu, pertumbuhan industri hanya akan melahirkan pola ketergantungan baru yang tidak memberi manfaat langsung bagi rakyat.

2. Kolaborasi adalah kunci menghadapi tantangan global

0E30D300-AEA6-4B24-89E8-F001395F68A6.jpeg
Yassierli saat dalam Seminar Nasional bertema “Industri Manufaktur Indonesia Terkini: Menavigasi Tantangan Berdasarkan Indeks PMI” yang digelar oleh Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (3/10/2025). (Dok. Kemnaker)

Ia melihat tantangan ketenagakerjaan sekarang ini masih didominasi oleh tenaga kerja yang berpendidikan SMA/SMK, sementara kebutuhan industri semakin menuntut keterampilan berbasis teknologi. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pemerintah terus mendorong peningkatan kompetensi melalui pelatihan, pemagangan, dan teaching factory agar SDM Indonesia lebih adaptif dan berdaya saing.

Selain itu, Yassierli sangat mengapresiasi dialog antara serikat pekerja dan pengusaha yang tidak hanya membicarakan soal upah, tetapi juga masa depan industri dan pekerja. 

“Kunci menghadapi tantangan global adalah kolaborasi. Serikat pekerja, pengusaha, dan pemerintah harus bahu-membahu membangun ekosistem ketenagakerjaan yang adil dan produktif,” ucapnya.

3. Pembangunan industri harus dibarengi peningkatan daya beli masyarakat

ilustrasi kerja sama tim (pixabay.com/Mohamed_hassan)
ilustrasi kerja sama tim (pixabay.com/Mohamed_hassan)

Sementara, Ketua Umum KSPSI Jumhur Hidayat menilai, pembangunan industri harus dibarengi peningkatan daya beli masyarakat. Tanpa daya beli, produk dalam negeri akan sulit terserap pasar. Ia juga menekankan pentingnya mendorong pengolahan sumber daya alam agar memberi nilai tambah, bukan sekadar mengekspor bahan mentah.

Jumhur menambahkan, anggaran pelatihan tenaga kerja di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga.

“Kalau kita menambah anggaran pelatihan secara signifikan, industri akan semakin kuat dan tenaga kerja kita semakin terampil,” katanya.

Menurutnya, kemandirian ekonomi hanya bisa terwujud apabila industri nasional, sektor pendidikan, dan pelatihan tenaga kerja bergerak seiring. 

“Apabila semua sektor berjalan bersama, saya yakin Indonesia akan bangkit sebagai negara industri yang mandiri dan kuat,”ucapnya. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jihan Azizah
EditorJihan Azizah
Follow Us

Latest in News

See More

KPK Ultimatum Saksi Kasus Korupsi Haji Kooperatif, Ada Upaya Paksa

04 Okt 2025, 16:12 WIBNews