Mengulas Makna 7 Tulisan di Senjata Replika Pelaku Peledakan SMAN 72

- Senjata replika di SMAN 72 Jakarta memiliki tulisan-tulisan bernuansa ekstrem
- Tulisan-tulisan merujuk pada peristiwa kekerasan di luar negeri, seperti penembakan massal dan teori konspirasi supremasi kulit putih
- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut hal ini termasuk self-radicalism, ABH mencoba mengakses konten-konten itu tanpa bantuan dari pihak lain
Jakarta, IDN Times – Sepucuk senjata replika menciptakan kehebohan dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara. Semakin menakutkan, ketika senjata itu berisikan sederet tulisan yang nuansanya ekstrem.
Senjata replika itu sudah dibawa aktor peledakan yang berstatus anak berkonflik hukum (ABH) ke masjid saat salat jumat. Momen ini, ditangkap oleh CCTV sekolah pada hari ledakan, Jumat (7/11/2025).
Ketika senjata replika itu dibawa, di dalamnya sudah ada tulisan. Ternyata, sederet tulisan yang ada di dalamnya merupakan nama pelaku teror dan terlibat dalam teori-teori konspirasi.
1. Sejumlah makna tulisan dari senjata replika yang digunakan

Brenton Tarrant, Alexandre Bissonnette, 14 Words, Fort Agartha, Natural Selection, dan Luca Traini, menjadi sederet tulisan yang ada di dalam senjata replika tersebut. Dari penelusuran IDN Times, Brenton Tarrant merupakan pelaku penembakan massal di masjid Selandia Baru pada 2019. Dia adalah pelaku penembakan massal di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, pada 15 Maret 2019 yang menewaskan 51 orang.
Kemudian, Alexandre Bissonnette adalah pelaku penembakan di masjid Quebec, Kanada, 2017. Dia menyerang sebuah masjid di Quebec City, Kanada, pada 29 Januari 2017 silam, menewaskan enam orang dan melukai korban-korban lainnya.
Terdapat pula frasa "14 Words" yang dikenal sebagai slogan teroris domestik Amerika Serikat David Eden Lane, serta "For Agartha" yang berkaitan dengan teori konspirasi supremasi kulit putih. Simbol lain bertuliskan "Natural Selection" yang merujuk pada teori Darwin, dan "Luca Traini", pelaku penembakan bermotif neo-Nazi di Italia.
2. Tulisan-tulisan yang merujuk pada peristiwa-peristiwa kekerasan

Sementara, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga sudah melakukan analisa pada tulisan-tulisan ini. Ketua KPAI, Margaret Aliyatul Maimuna, mengatakan hal ini bisa diakses ABH melalui media sosial.
"Kalau terkait dengan penelusuran, ya kami menganalisanya dari tulisan yang ada di senjata itu. Kan, ada sekitar tujuh tulisan. Tapi kan itu tulisan-tulisan merujuk pada peristiwa-peristiwa kekerasan yang terjadi di luar negeri. Ada dua nama yang ditulis di situ. Alexandre Bissonnette, kemudian Brenton Tarrant, gitu ya. Tapi, saya meyakini apa yang dia lakukan itu terinspirasi oleh beberapa kejadian ini. Nah, bagaimana dia mendapatkan informasi terkait kejadian ini? Tentu melalui media sosial," kata Margaret kepada IDN Times, Selasa (11/11/2025).
3. Tindakannya termasuk self-radicalism

Margaret menyatakan aksi ABH termasuk self-radicalism. artinya ABH betul-betul mencoba sendiri mengakses konten-konten itu tanpa bantuan dari pihak lain, atau terhubung, atau menjadi bagian.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi, juga sudah memastikan ABH aktor peledak di SMAN 72 Jakarta Utara berinisial F bertindak sendiri. Dia tidak tergabung dengan jaringan teror.
"Atau, dia dipengaruhi oleh beberapa kelompok yang ada personelnya, kira-kira begitu," ujar Margaret.
4. Mengakui ABH cukup cerdas

Margaret mengatakan memang ada temuan, ABH senang menonton konten bernuansa kekerasan.
"Sehingga kemudian ya sangat mungkin, karena itu kan sudah menjadi visinya. Menjadi visi, ah ini memang akses konten yang sesuai dengan yang disukai ya, yang disukai atau yang jadi visinya, kemudian itu menjadi lebih menginspirasi. Kalau saya mengatakan lebih dalam lagi, karena sampai ditulis," ujarnya.
Margaret menyatakan dari fakta yang ada, bisa disimpulkan jika sebenarnya ABH cukup cerdas. Pola yang muncul dalam senjata mainan tersebut menjadi buktinya.
"Tapi kan, dia mau menunjukkan sebenarnya. Saya mengatakan anak ini cukup cerdas sebenarnya. Karena apa, beberapa kejadian yang ditulis itu kan saling bertautan sebenarnya," kata dia.


















