Menjelajah Kapal Perang Megah Milik Australia, HMAS Adelaide

- TNI dan ADF gelar latihan gabungan Keris Woomera 2024 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur
- Kapal HMAS Adelaide adalah alutsista militer Australia yang ikut serta dalam latihan tersebut
- IDN Times menjadi salah satu dari sepuluh media nasional yang berkesempatan untuk masuk ke dalam kapal dengan panjang 230,82 meter tersebut
Situbondo, IDN Times - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Australian Defence Force (ADF) menggelar latihan gabungan Keris Woomera 2024 dalam rangkaian Indo-Pacific Endeavour (IPE) 2024 di Pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur.
Kapal HMAS Adelaide adalah salah satu alutsista militer Australia yang ikut serta dalam latihan tersebut.
Dari bibir pantai pada Jumat (17/11/2024) pagi, hanya terlihat bayangan kapal raksasa nan gagah di tengah laut.
Beberapa helikopter terlihat terbang dan mendarat di atas kapal seberat 27.500 ton tersebut. Beberapa tank dan alutsista darat lainnya juga keluar masuk dibawa kapal pendarat.
Sementara itu, ratusan tentara Australia berada di darat untuk ikut serta dalam latihan gabungan.
IDN Times salah satu dari sepuluh media nasional yang berkesempatan untuk bisa masuk ke dalam kapal dengan panjang 230,82 meter tersebut.
1. Dijemput LARC-V, alutsista amfibi milik ADF

Pada pukul 10.17 WIB, dua kendaraan angkut amfibi milik militer Australia (ADF) LARC-V menepi ke pantai untuk menjemput kami. Prosedur keselamatan pun diarahkan untuk memakai pelampung.
Rombongan media kemudian dibagi dua dan kemudian diarahkan naik dengan cara memanjat ban dan lubang cengkraman di badan LARC-V dengan tinggi lebih dari dua meter.
Perjalanan pun dimulai, perlahan kami mendekat ke kapal yang bisa membawa 110 kendaraan militer tersebut. Setelah sekitar 15 menit, kami sampai di buritan kapal berbentuk terowongan.
Dari deck atas kapal, terlihat beberapa tentara ADF melambaikan tangan menyambut kedatangan kami. LARC-V yang kami tumpangi satu per satu masuk untuk mendarat di dalam kapal.
2. Mencicipi lasagna dengan daging berlimpah

Kami tiba di lantai 2 kapal, tempat alutsista darat terparkir. Ada Reclass, tank hingga forklift.
Kami dipandu dan mulai room tour ke berbagai fasilitas kapal dengan 11 lantai itu. Pertama kali yang mereka kenalkan adalah tempat makan 1.000 tentara ADF yang mereka bawa.
Memasuki jam makan siang, tempat itu disemuti tentara, berbaris antre mengambil makan. Kami pun ikut di dalamnya.
Disediakan dua menu yang dihidangkan secara prasmanan, ayam kare dengan nasi atau lasagna dengan kentang goreng. Masing-masih orang hanya boleh memilih satu menu.
IDN Times memilih lasagna dan kentang goreng yang menjadi favorit tentara ADF. Ukuran porsinya cukup banyak, rasanya pun cukup enak dengan daging berlimpah.
Setelah makan kami kembali berbaris untuk menaruh alat makan ke tempat cuci.
Soal porsi makanan, dapur HMAS Adelaide ini mampu memproduksi 6.000 porsi dalam sehari.
3. Minum air tawar hasil sulingan air laut

Yang menarik, ketika hendak mengambil minum, kami sempat kehabisan. Namun para tentara menuang air tawar dari keran kapal.
Ternyata air tawar tersebut layak minum, sebab diperoleh hasil sulingan enam mesin Reverse Osmosis Plant di dalam kapal.
Dari mesin itu, HMAS Adelaide mempu memproduksi 156.000 liter air per hari.
“Itulah yang kami gunakan untuk mengubah air laut menjadi air yang dapat diminum, aman, dan dapat diminum untuk awak kapal dan pasukan yang berangkat,” kata Captain Troy Duggan, commanding officer HMAS Adelaide.
4. Melihat helikopter terbang dari landasan kapal

Urusan perut aman, kami melanjutkan kunjungan ke Landing Helicopter Dock (LHD) atau dermaga helikopter pendaratan. Di sana, HMAS Adelaide mampu menampung 12 helikopter
Di sana kami dipersilakan melihat persiapan dua helikopter dari mulai mengisi bahan bakar hingga lepas landas.
Tidak hanya di landasan, kami juga mengunjungi ruang kontrol lalu lintas udara. Di sana banyak panel dengan berbagai macam tools.
5. Mengunjungi anjungan HMAS Adelaide

Di lantai paling atas kapal adalah ruang kemudi kapal atau anjungan. Dari atas sini, terlihat landasan HMAS Adelaide yang panjang memukau.
Landasan itu melengkung ke atas di ujung haluan kapal. Di sana kami juga melihat helikopter tengah mendarat.
“HMAS Adelaide memiliki dermaga dan dek penerbangan yang besar serta banyak akomodasi, bahan bakar, air, logistik. Kita dapat menghidupi lebih dari 1.000 orang, yang merupakan jumlah yang kita miliki saat ini, untuk melakukan berbagai macam kegiatan dan tugas pemerintah,” ujar Troy Duggan.
Bak kota di atas air, HMAS Adelide menyediakan semua kebutuhan untuk orang yang hidup di dalamnya.
Salah satunya, rumah sakit yang di dalamnya ada ruang perawatan, ruang operasi, ruang konsultasi hingga ruang kesehatan gigi.
Setelah berkeliling, naik-turun tangga kapal yang curam, kami pun kembali ke daratan dengan LARCK-V.