Momen Prabowo Cari Jaksa Agung di Pertemuan Rektor: Lagi Kejar Orang

- Prabowo undang ratusan rektor ke Istana Kepresidenan Jakarta
- Pertemuan digelar secara tertutup dan dihadiri 184 rektor dari berbagai perguruan tinggi
Jakarta, IDN Times - Presiden Prabowo Subianto mengundang sejumlah rektor dan dekan perguruan tinggi negeri dan swasta di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025). Mengawali pidatonya, Presiden Prabowo menyebut sejumlah pejabat, mulai dari menteri, Panglima TNI, Kapolri, dan Jaksa Agung, ST Burhanuddin.
Saat menyebut Jaksa Agung, rupanya Burhanuddin tak hadir di lokasi. Prabowo kemudian berkelakar kalau Burhanuddin sedang mengejar orang yang sedang berkasus di Kejaksaan Agung.
"Yang saya hormati, Panglima TNI, Kapolri, para Kepala Staf Angkatan, Jaksa Agung gak ada? Lagi ngejar-ngejar orang ini," ujar Prabowo.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga bertanya kepada Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto.
"Ini Brian atau Brayen? Nama agak kebarat-baratan," tanya Prabowo sambil tersenyum.
1. Pertemuan dengan rektor digelar secara tertutup

Pertemuan Prabowo bersama rektor dan dekan digelar secara tertutup. Presiden Prabowo meminta jurnalis yang meliput untuk meninggalkan lokasi.
"Ini wartawan hadir, ya? Ya ini pembukaan sudah, terima kasih media, ini akan pembicaraan dari hati ke hati," ucap dia.
2. Jumlah undangan yang hadir

Sementara itu, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendikti Saintek), Brian Yuliarto, menyampaikan, ada 184 rektor yang hadir dari perguruan tinggi negeri, swasta dan perguruan tinggi keagamaan.
"Saat ini Indonesia memiliki total 4.416 perguruan tinggi yang terdiri dari 125 perguruan tinggi negeri, 2.812 perguruan tinggi swasta, 1.309 perguruan tinggi keagamaan, dan 170 perguruan tinggi kedinasan," kata dia.
3. Indonesia memiliki 9,967 juta mahasiswa aktif

Brian mengatakan, saat ini jumlah mahasiswa aktif di Indonesia sebanyak 9,967 juta dan total dosen 303.067 orang.
"Kami kemarin mengecek data bahwa dosen yang sudah lulus doktor itu baru 25 persen. Kami akan menjadikan itu salah satu program di Kementerian Dikti Saintek menyekolahkan dosen-dosen S3 sehingga kualitas pendidikan akan meningkat," ujar dia.