Paspor Hilang, 1 Jemaah Haji Pulang ke Tanah Air Pakai SPLP

Jeddah, IDN Times - Di hari pertama pemulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air, seorang jemaah haji asal Embarkasi Aceh (BTJ), kelompok terbang (kloter) 1 terpaksa tidak bisa pulang bersama rombongan kloternya karena paspornya hilang.
Jemaah tersebut bernama Faridah, berusia 72 tahun. Ia tidak mengingat dimana ia meletakkan paspornya. Karena tak memegang paspor, Farida yang berjalan menggunakan tongkat terpaksa harus menunggu sampai ia memiliki Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP).
Kepala Daerah Kerja Bandara Panitia Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M Haryanto mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah untuk menerbitkan SPLP buat Faridah agar bisa pulang ke Tanah Air.
"Alhamdulillah sudah terbit (SPLP) hanya saja lambat, maka jemaah itu ditinggalkan kloternya," ujar Haryanto, Rabu (5/7/2023) malam di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
1. Jemaah haji pertama yang pulang ke Tanah Air menggunakan SPLP

Selama menunggu dapat seat penerbangan ke Tanah Air, Faridah diinapkan semalam di kamar hotel petugas. Keesokannya pada 5 Juli, Faridah akhirnya dititipkan di kloter 2 BTJ untuk terbang ke Indonesia.
"Alhamdulillah sudah terbang, kami juga sudah koordinasi untuk penitipan jemaah," lanjut Haryanto.
Faridah adalah jemaah haji pertama yang pulang ke Tanah Air menggunakan SPLP. Haryanto berharap, tidak ada lagi penerbitan SPLP karena paspor hilang, sebab itu bisa menghambat kepulangan jemaah haji ke Tanah Air.
"Mudah-mudahan tidak ada lagi jemaah yang hilang SPLP-nya. Ini kasus pertama, kita titipkan (kepulangan) ke kloter berikutnya," kata Haryanto.
2. Bandara Jeddah padat, sempat ada delay pesawat

Selama 2 hari pemulangan pertama jemaah haji Indonesia, 4-5 Juli, situasi Bandara Jeddah sangat padat. Jemaah haji dari berbagai negara termasuk Indonesia sudah mulai memulangkan jemaahnya. Bahkan pada 4 Juli lalu, ada 59 penerbangan dari berbagai negara di bandara tersebut, sehingga kondisi bandara sangat padat.
Padatnya jemaah haji yang akan pulang ke negaranya, membuat jemaah Indonesia harus berbagi tempat di paviliun dengan jemaah-jemaah dari negara lain.
Kepulangan jemaah haji dalam 2 hari ini juga diwarnai dengan pesawat delay, yang membuat jemaah haji Indonesia harus menunggu lama di ruang transit bandara.
3. Sweeping barang bawaan jemaah berkurang

Terkait barang bawaan jemaah, pada kepulangan hari kedua sudah tidak terlalu terlihat barang-barang jemaah yang di-sweeping petugas maskapai. Sebelumnya pada hari pertama pemulangan, banyak barang jemaah yang ditinggal dan tercecer di bandara hasil sweeping petugas, karena tidak sesuai ketentuan bagasi dan kabin.
"Makin ke sini makin sedikit jemaah saya amati yang membawa barang berlebih. Dari awal kloter sudah mulai berkurang barang bawaannya," kata Haryanto.