CSIS Temukan Potensi Pemilih Golput di Pemilu 2019

Jakarta, IDN Times - Lembaga Centre for Strategic and Internasional Studies (CSIS) menemukan adanya potensi pemilih golongan putih (golput) pada pemilihan umum (pemilu) 2019.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang menyebut, ada sekitar 7 persen populasi pemilih yang berencana berlibur pada hari pencoblosan, karena bertepatan dengan libur panjang tanggal merah Jumat Agung pada 19 April.
1. Tim sukses diharapkan bisa membujuk pemilihnya datang ke TPS

Oleh sebab itu, para tim sukses kedua pasangan calon (paslon) harus bisa membujuk pemilihnya untuk tetap datang ke tempat pemungutan suara (TPS).
"Mobilisasi pemilih ke TPS menjadi penting mengingat ada sekitar 7 persen populasi atau lebih dari 13 juta pemilih yang akan merencanakan liburan saat Pemilu dilakukan, pada 17 April 2019," kata Peniliti CSIS, Arya Fernandes, di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (28/3).
2. Jika pemilih berencana liburan, otomatis mereka akan golput

Dalam survei tersebut juga dimunculkan pertanyaan apakah responden berencana liburan pada hari pencoblosan, hasilnya, ada 7 persen yang menjawab iya dan 93 persen menjawab tidak. Kemudian Arya mengasumsikan yang berencana liburan kemungkinan tidak memilih.
"Memang itu kalau kita lihat, kalau merencanakan liburan tanggal 17, dia gak datang ke TPS, otomatis gak milih," terangnya.
3. Ada 14,1 persen yang tidak mau memberitahu pilihannya di Pilpres 2019

Angka golput yang sudah dirilis CSIS tersebut sebetulnya tersembunyi dalam pemilih yang masih merahasiakan pilihannya. Dalam survei elektabilitas, ada 14,1 persen.
"Mungkin bisa jadi disebut golput karena memang di survei menggabungkan golput dengan rahasia di angka 14,1 persen," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Arya menyebut bahwa masih ada sekitar 14,1 persen responden yang tidak menjawab atau merahasiakan jawabannya ketika ditanya akan memilih siapa pada Pilpres kali ini.
“Angka yang tidak jawab atau rahasia ini cukup besar. Mereka mungkin sudah punya pilihan, tapi tidak terbuka dalam menyampaikan pilihan politiknya,” ujar Arya.
4. Periode survei dilakukan sejak 15-22 Maret 2019

Survei CSIS ini dilaksanakan selama periode 15-22 Maret 2019 dengan jumlah responden 1.960. Sampel diambil secara acak yang terdistribusi secara proporsional di 34 provinsi.
Survei ini memiliki margin of error sebesar kurang lebih 2,21 persen. CSIS mengaku bahwa dana survei ini dibiayai oleh dana internal Yayasan CSIS.