Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyidik: Firli Sepihak Umumkan OTT Kasus Harun, Padahal Belum Selesai

Firli Bahuri (ANTARA/M Risyal Hidayat)
Intinya sih...
  • Operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap Pergantian Antarwaktu (PAW) Calon Anggota DPR yang menyeret Harun Masiku belum selesai
  • Penyidik KPK mengungkapkan bahwa Ketua KPK Firli Bahuri secara sepihak telah mengumumkan OTT padahal prosesnya belum selesai
  • Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto didakwa melakukan perintangan penyidikan KPK dan menyuap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan senilai Rp600 juta

Jakarta, IDN Times - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Rossa Purbo Bekti mengungkapkan operasi tangkap tangan (OTT) kasus suap Pergantian Antarwaktu (PAW) Calon Anggota DPR yang menyeret Harun Masiku belum selesai. Namun, Ketua KPK Saat itu Firli Bahuri telah mengumumkan ke publik

Hal ini terungkap ketika Jaksa menanyakan rangkaian waktu proses OTT KPK saat itu.

"Pada saat itujuga apakah saudara juga mengikuti cek posisi HP milik Terdakwa," tanya Jaksa dalam sidang Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (9/5/2025).

"Betul kami diberikan panduan oleh posko tentang posisi-posisi yang bersangkutan. Jadi pada saat itu kami start melakukan pengejaran Terhadap Terdakwa itu setelah beberapa pihak kita amankan dan kita ambil keterangan sekitar setelah solat ashar atau jam 15 lebih, kami bergerak untuk melakukan pengamanan terhadap saudara Terdakwa," jawabnya.

1. Hasto sempat terdeteksi

Sidang Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto (dok. PDIP)

Jaksa mengatakan, terlihat ada beberapa data posisi Hasto saat itu. Namun ada beberapa yang tak terlihat.

"Kalau kita lihat di tanggal 8 itu cuma ada beberapa poisisi. Apakah selain di jam itu sebetulnya apakah kenapa tidak muncul data posisinya?" tanya Jaksa.

"Di APOS 0-0. Artinya tidak aktif," jelas Rossa.

"Jadi yang terecord hanya di jam 13.11, 15.06, kemudian 16.12, dan 16.26. Setelah itu tidak aktif?" tanya Jaksa.

"Iya," jawab Rossa.

2. Firli sudah umumkan OTT ke media, padahal banyak yang belum ditangkap

Firli Bahuri menyatakan mundur dari KPK pada Kamis (21/12/2023). (IDN Times/Aryodamar)

Rossa mengungkapkan bahwa Tim di lapangan mendapatkan informasi bahwa Ketua KPK saat itu, Firli Bahuri secara sepihak telah mengumumkan OTT. Padahal saat itu proses OTT belum selesai.

"Pada saat itu, kami dapat kabar melalui posko bahwa secara Sepihak pimpinan KPK, Firli mengumumkan terkait adanya OTT. Itu kami ketahui dari posko, dari kasatgas kami dan itu dishare juga dalam grup, kami juga mempertanyakan pada saat itu, sedangkan posisi pihak-pihak ini belum bisa diamankan, kenapa sudah diinformasikan ke media, atau dirilis informasi terkait adanya OTT," ujarnya.

3. Hasto didakwa korupsi dan rintangi penyidikan

Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kiri) berpose sebelum menjalani sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakara Pusat, Jumat (14/3/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Sebagaimana diketahui, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto didakwa telah melakukan perintangan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus eks caleg PDIP Harun Masiku. 

Pertama, Hasto diduga memerintahkan Harun Masiku merendam ponsel agar tidak terlacak usai KPK menangkap Wahyu Setiawan. Kedua, Hasto meminta ajudannya, Kusnadi, merendam ponsel milik Sekjen PDIP itu saat diperiksa di KPK pada Juni 2024.

Selain itu, ia juga didakwa turut serta menyuap eks Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan. Suap senilai Rp600 juta itu diberikan agar Wahyu Setiawan mengurus penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019-2024 Harun Masiku.

Hasto didakwa telah melanggar Pasal 5 atau Pasal 13 serta Pasal 21 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999, tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Kourpsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, Jo Pasal 64 ayat (1) KUHP.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aryodamar
EditorAryodamar
Follow Us