Prabowo Kerap Dompleng Jokowi, Mau Lakukan Efek Bandwagon?

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, kerap mendompleng Presiden Joko "Jokowi" Widodo dalam setiap kesempatan berkampanye. Sikap Prabowo kali ini, sangat berbeda ketika menghadapi Pilpres 2014 dan 2019, yang selalu berseberangan dengan Jokowi.
Ketika itu, Prabowo dianggap keras, tegas, dan kerap melontarkan kritik tajam kepada Jokowi, yang notabenenya lawan politik. Namun, kesan itu kini luntur.
Puja-puji Prabowo kepada Presiden Jokowi semakin sering diucapkan. Lalu, apakah Prabowo sedang melakukan efek bandwagon mengikuti gaya hidup dan perilaku orang lain?
"Ya bisa saja, karena kebetulan Pak Prabowo kan sangat taat kepada Joko Widodo. Kebetulan, sebagai role model Prabowo, sehingga tidak heran bagi kami, menunjukkan perilaku dan pesan-pesan komunikasi yang mirip atau mendekati perilaku komunikasi daripada Pak Jokowi," ujar Emrus kepada IDN Times, Kamis (14/12/2023).
1. Jokowi ada di kubu Prabowo

Emrus mengatakan, tak heran bila Prabowo kerap membawa nama Jokowi ketika kampanye. Sebab, calon wakil presidennya, Gibran Rakabuming Raka, adalah putra sulung Jokowi.
Namun, Emrus bertanya-tanya ketika nantinya Prabowo terpilih menjadi presiden, apakah masih setia atau tidak kepada Jokowi.
"Tapi ketika dia terpilih menjadi presiden seperti itu, menurut saya belum tentu. Sebab, menurut saya kan Prabowo politisi yang cair bisa berubah-ubah. Mudah-mudahan ketika dia sudah terpilih, tetap setia kepada Jokowi. Tapi tidak menutup kemungkinan tidak setia, karena apa? Jabatan presiden kita sangat luas sekali, dia pemegang pucuk kekuasaan," kata dia.
2. Prabowo ingin perbaiki gaya kampanyenya

Secara terpisah, pengamat politik, Ujang Komarudin mengatakan Prabowo ingin mengubah gaya kampanyenya di Pilpres 2024. Sebab, pengalaman di Pilpres 2014 dan 2019, gaya tegas tak mampu membuat Prabowo meraih kursi RI 1.
"Kalau saya sih melihatnya begini, kenapa luwes, mudah senyum, santai? Karena pertama, tentu Prabowo punya pengalaman di Pilpres. Sudah tiga kali ini, maju sebagai capres dan ketika 2014 dan 2019 itu lawannya kan Pak Jokowi, kalah dua kali. Saat ini, 2024 Pak Jokowi bersama dengan Prabowo, karena Gibran di posisi cawapres. Pengalaman itu yang membuat Prabowo lebih rileks, santai, mudah tersenyum. Satu sisi, sudah maju tiga kali sebagai capres, di sisi lain Pak Jokowi juga mendukung Prabowo," ujar Ujang.
3. Prabowo lebih santai karena elektabilitasnya tinggi

Selain itu, kata Ujang, Prabowo lebih santai karena elektabilitasnya lebih tinggi daripada capres yang lain. Hal itu membuat Prabowo lebih mudah mengendalikan sikap.
"Maka, itu akan menimbulkan dampak psikologi yang bagus bagi Prabowo, ketenangan, keluwesan, mudah tersenyum, beda kalau elektabilitasnya rendah. Pasti berbeda, pandangannya, bawaannya," kata dia.