Profil Adi Hidayat, Disebut Gantikan Posisi Miftah Maulana
- Adi Hidayat membantah isu menggantikan Miftah Maulana dan penggalangan donasi penjual es teh viral Sunhaji.
- Adi Hidayat memiliki latar belakang pendidikan di berbagai tempat, termasuk Libya, dan memiliki dua gelar doktor.
Jakarta, IDN Times - Nama Adi Hidayat ramai diperbincangkan terkait isu dirinya yang disebut akan menggantikan Miftah Maulana menduduki posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Selain itu, muncul beberapa akun Instagram yang mengatasnamakan Adi Hidayat sedang membuka penggalangan donasi untuk penjual es teh viral Sunhaji.
Melalui video yang diunggah ke kanal YouTube pribadinya, Adi Hidayat membantah kedua isu tersebut. Dia menyebut namanya telah disalahgunakan.
Berikut profil Adi Hidayat!
1. Adi Hidayat lahir di Pandeglang
Adi Hidayat lahir di Pandeglang, Banten, pada 11 September 1984. Dia merupakan putra dari pasangan Warso Supena, seorang pengajar dan penceramah, sedangkan ibunya, Rafiah Akhyar, seorang guru.
Pada tahun 1997, ia mengenyam pendidikan SMP dan SMA di Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah, Garut.
Lalu pada 2003, Adi Hidayat melanjutkan pendidikannya di Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dua tahun kemudian, ia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan pendidikannya di Kuliyya Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya.
Masih di negara yang sama, dia berhasil menyelesaikan pendidikan S2 di International Islamic Call College, Libya.
Tidak sampai di situ, ia juga dianugerahi dua gelar doktor.
Pendidikan Adi Hidayat:
- (2003) S1 Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- (2005) S1 Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya
- S2 International Islamic Call College, Tripoli, Libya
- (2019) Doktor honoris causa dalam bidang sains, kerja profesional kebudayaan, dan diseminasi di masyarakat Arab dari International Astrolabe University
- (2023) Doktor honoris causa dalam bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah, Jakarta.
Dari pernikahannya bersama Shufairok atau dikenal Mbak Lir, mereka dikaruniai 5 orang anak, yaitu Muhammad Hamil Quran, Amelia Habibatul Musthofa, Muhammad Abdullah Amal, Rabi'ati Khairatun Hisan, dan Amira Rafi'ati Muslimah.
2. Deretan karya tulis Adi Hidayat
Adi Hidayat diketahui memiliki banyak karya tulis. Beberapa karya tulis Adi Hidayat yang telah dirilis adalah sebagai berikut?
- Minhatul Jalil Bita’rifi Arudil Khalil (2010)
- Quantum Arabic Metode Akhyar (2011)
- Ma’rifatul Insan: Pedoman Al-Qur’an Menuju Insan Paripurna (2012)
- Makna Ayat Puasa, Mengenal Kedalaman Bahasa Al-Quran (2012)
- Al-Arabiyyah Lit Thullabil Jami’iyyah (2012)
- Persoalan Hadist-hadist Populer (2013)
- Ilmu Hadist Praktis (2013)
- Tuntunan Praktis Idul Adha (2014)
- Pengantin As-Sunnah (2014)
- Buku Catatan Penuntut Ilmu (2015)
- Pedoman Praktis Ilmu Hadist (2016)
- Manhaj Tahdzir Kelas Eksekutif (2017)
- Muslim Zaman Now Hafal al-Qur’an Dalam 30 Hari(2018)
- Bahagia Di bawah Naungan alQur’an dan Sunnah(2018)
- Pedoman Praktis Umrah (2019)
- Manusia Paripurna: Kesan, Pesan dan Bimbingan al-Qur’an (2019)
- Metode At-Taisir – 30 Hari Hafal Al-Quran (2019)
- UAH’s Note (2020)
3. Karier Adi Hidayat
Pada akhir 2009, Adi Hidayat dipercaya menjadi Ketua Dewan Khatib Jami' Dakwah Islamiyyah Tripoli dengan tugas menentukan khatib dan pengisi di Masjid Dakwah Islamiyyah.
Dia juga menjadi pengisi acara tsaqafah islamiyyah di saluran At-Tawāshul TV Libya.
Pada 2011, ia memilih menjadi pengasuh di Pondok Pesantren al-Qur’an al-Hikmah di Lebak Bulus, Banten.
Kemudian pada 2013, Adi Hidayat mendirikan Quantum Akhyar Institute, sebuah lembaga yang berfokus pada bimbingan dan kajian Islam yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat.
Saat ini, dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027 dan terus aktif berdakwah melalui kanal YouTube pribadinya.
4. Kontroversi yang pernah dilontarkan
Pada Juli 2022, Adi Hidayat pernah mengatakan, pahlawan nasional Kapitan Pattimura memiliki nama asli Ahmad Lussy, bukan Thomas Matulessy.
Dia juga menyebut Ahmad Lussy sebagai seorang muslim dan kiyai. Pernyataan ini menjadi viral melalui video yang beredar.
Hal tersebut dibantah oleh keluarga keturunan Thomas Matulessy dari Pulau Haruku, Provinsi Maluku yang menyebut Kapitan Pattimura adalah Ahmad Lussy.
