Survei SSI: Elektabilitas Prabowo Tertinggi, Disusul Ganjar dan Anies
Jakarta, IDN Times - Lembaga Skala Survei Indonesia (SSI) melakukan jajak pendapat terkait siapa sosok calon presiden (capres) 2024, yang akan paling banyak dipilih responden. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul dibanding Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam surveinya, SSI melibatkan 1.200 responden yang dilakukan pada 3-12 Juli 2022, menggunakan metode sampling multistage random dengan margin of error sekitar 2,83 persen. Tingkat kepercayaan dalam survei ini 95 persen.
Direktur Eksekutif SSI Abdul Hakim, mengatakan survei yang dilakukan timnya menggunakan teknik wawancara tatap muka langsung.
1. Elektabilitas Prabowo unggul
Salah satu hasil survei yang dilakukan mengenai elektabilitas terhadap nama-nama yang diisukan akan menjadi calon presiden. Hasilnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi capres dengan elektabilitas paling unggul.
Berikut hasil elektabilitas capres hasil survei SSI:
- Prabowo Subianto: 25,08 persen
- Ganjar Pranowo: 20.83 persen
- Anies Baswedan: 20.75 persen
- Ridwan Kamil: 5,92 persen
- Sandiaga Uno: 3,33 persen
- Agus Harimurti Yudhoyono: 2,67 persen
- Erick Thohir: 2,50 persen
- Puan Maharani: 1,17 persen
- Khofifah Indar Parawansa: 0,50 persen
- Airlangga Hartarto: 0,42 persen
- Tidak akan memilih: 0,25 persen
- Rahasia: 2,33 persen
- Belum memutuskan: 4,25 persen
- Tidak tahu/tidak jawab: 20 persen.
2. SSI berharap hasil surveinya dapat jadi rujukan untuk parpol
Abdul Hakim berharap, hasil survei SSI bisa menjadi rujukan untuk partai politik (parpol) yang akan berlaga pada Pilpres 2024. Terlebih, kata dia, saat ini belum ada satu partai pun yang mengumumkan siapa calon presiden yang akan diusung untuk Pilpres 2024.
"Rujukan tingkat eleksi capres-capres ini tentu akan menjadi pertimbangan parpol dalam membangun koalisi," ucap dia.
3. Persoalan utama yang kini dihadapi masyarakat Indonesia
Selain itu, SSI juga melakukan survei terhadap persoalan utama yang sedang dihadapi masyarakat Indonesia. Berikut hasilnya:
- Harga sembako mahal: 33,33 persen
- Kondisi ekonomi sulit: 26,76 persen
- Sulit mencari pekerjaan: 11,83 persen
- Banyaknya korupsi: 3,42 persen
- Kemiskinan meningkat: 3,25 persen
- Infrastruktur jalan rusak: 3,25 persen
- Bantuan tidak tepat sasaran: 1,83 persen
- Harga hasil pertanian murah: 1,67 persen
- Mahalnya pupuk dan bibit: 1,50 persen
- Penegakan hukum kurang adil: 1,33 persen
- Masyarakat tidak sejahtera: 1,33 persen
- Lainnya: 10,58 persen.
