Tak Terima Sertifikat, Warga Geruduk Kantor Developer di Bekasi

- Puluhan konsumen Bukit Swiss Jonggol datangi kantor developer karena belum menerima sertifikat tanah yang dibeli sejak 5 tahun lalu.
- Jumlah konsumen korban mencapai 120 orang dengan dugaan kerugian belasan miliar, meminta pengembalian uang yang sudah disetor.
- Konsumen dijanjikan hunian mirip Swiss namun hingga kini hanya terdapat lahan kosong dan satu rumah percontohan di lokasi.
Bekasi, IDN Times - Puluhan konsumen Bukit Swiss Jonggol mendatangi kantor developer di wilayah Ruko Grand Galaxy, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi pada Jumat (10/1/2025).
Kedatangan puluhan konsumen ke kantor developer itu dipicu karena belum menerimanya sertifikat tanah yang mereka beli di Bukit Swiss Jonggol wilayah Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, sejak 5 tahun lalu.
“Kami ini konsumen daripada PT Momentum Indonesia Mendunia jualan tanah, brandnya namanya Bukit Swiss Jonggol, kami beli dari tahun 2019 dan saya beli cash, saat itu dijanjikan paling lama satu tahun itu sudah ada sertifikatnya (SHM) akan tapi ini sudah lima tahun berlalu belum ada,” kata perwakilan konsumen, Beny Syarifudin (43) kepada jurnalis, Jumat.
1. Kerugian diduga mencapai belasan miliar

Beny mengatakan, jumlah konsumen yang menjadi korban sebanyak 120 orang. Dari jumlah tersebut, diduga jumlah kerugian mencapai belasan miliar.
Beny sendiri mengaku telah mengeluarkan uang untuk pembelian kavling seluas 380 meter dengan harga Rp460 juta. Oleh sebab itu, pihaknya pun meminta pihak developer untuk mengembalikan uang yang sudah disetor ke PT Momentum Indonesia Mendunia.
"Di tim saya sendiri itu ada 120 orang itu minta di-refund karena kita juga mendengar di tanah tersebut masih banyak sengketa dan segala macam dan kita minta di-refund," katanya.
2. Iming-iming yang dijanjikan developer

Sebelum membeli tanah di Bukit Swiss Jonggol, lanjut Beny, pihaknya pun dijanjikan sebuah hunian yang menyerupai negara Swiss. Namun, hingga saat ini, Bukit Swiss Jonggol belum membangun sejumlah fasilitas.
Bahkan menurut Beny, wilayah tersebut hanya terdapat lahan kosong dan satu buah rumah percontohan.
“Yang ditawarkan itu berupa hunian yang sangat bagus sekali mirip seperti di Swiss ada kincir angin yang besar, akan membangun museum peradaban terbesar di Asia tenggara segala macam dan mau bangun kapal Nabi Nuh yang paling disampaikan tapi sampai sekarang tidak ada apa-apa semua di sana,” jelasnya.
3. Berjanji akan memberikan refund

Sementara, Direktur Utama Bukit Swiss Jonggol, Endang Sutisna menjelaskan akan mengembalikan uang atau refund senilai Rp17 miliar kepada konsumen dalam waktu dekat.
"Saya menyetujui ada refund itu karena saya kasihan ada ibu-ibu yang suaminya di rumah sakit, ada anak mau kuliah, sehingga saya setuju untuk dikembalikan," katanya.
Ia mengaku, pihaknya mengalami kesulitan keuangan setelah dihantam COVID-19. Hal itu yang membuat pembangunan di Bukit Swiss Jonggol menjadi tersendat.
"Itu saya kena Covid dua tahun, sehingga biaya perawatan itu menjadi sangat mahal, itulah yang menyebabkan delay-delay," jelas Endang.