Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Juta Balita Pakistan Hadapi Bahaya Polusi Udara

ilustrasi (Unsplash.com/Ahmer Kalam)
ilustrasi (Unsplash.com/Ahmer Kalam)
Intinya sih...
  • Lebih dari 11 juta balita di Pakistan terpapar polusi udara, terutama di provinsi Punjab.
  • Kabut asap mencapai level membahayakan, dengan tingkat polusi lebih dari 100 kali lipat standar WHO.
  • Dampak polusi udara sangat merusak pada perkembangan anak-anak dan ibu hamil.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perwakilan UNICEF untuk Pakistan Abdullah Fadil memperingatkan, lebih dari 11 juta balita di negara tersebut menghadapi bahaya polusi udara. Mereka khususnya yang berada di provinsi Punjab.

Peringatan itu disampaikan pada Senin (11/11/2024). Dalam dua minggu terakhir, pemerintah Punjab telah berupaya membendung kabut asap dan polusi udara di wilayahnya. Tindakan itu termasuk menutup sekolah, taman, kebun binatang, taman bermain, dan memangkas jam buka pasar.

1. 12 persen kematian balita di Pakistan disebabkan oleh polusi udara

ilustrasi (Unsplash.com/Chris LeBoutillier)
ilustrasi (Unsplash.com/Chris LeBoutillier)

Kabut asap yang melanda Punjab telah mencapai level yang membahayakan. Udara sangat tercemar di salah satu provinsi terpadat di Pakistan tersebut.

Dilansir VOA News, tingkat polusi udara itu lebih dari 100 kali lipat dari standar yang ditetapkan oleh WHO. Ratusan orang, termasuk puluhan anak-anak telah dirawat di rumah sakit.

"Saya sangat prihatin dengan kesejahteraan anak-anak muda yang terpaksa menghirup udara yang tercemar dan beracun. Lebih dari 11 juta anak di bawah usia lima tahun terpapar kabut asap ini di distrik-distrik yang paling terdampak," ujar Fadil.

Dia menjelaskan, sebelumnya sekitar 12 persen kematian balita di Pakistan disebabkan oleh polusi udara. Saat ini terjadi peningkatan polusi yang itu akan menimbulkan dampak menghancurkan terutama pada anak-anak dan ibu hamil.

2. Polusi udara terlihat dari luar angkasa

Di Punjab, polusi udara merupakan kombinasi dari asap kendaraan, emisi dan debu konstruksi. Ini menjadi tantangan tahunan bagi pemerintah provinsi tersebut. Kini, polusi juga ditambah dari asap kebakaran pertanian.

"Polusi udara sangat parah sehingga sekarang terlihat dari luar angkasa," kata Fadil, dikutip Dawn.

Fadil menjelaskan, anak-anak paling banyak terkena dampak polusi karena paru-paru yang lebih kecil dan kekebalan tubuh yang menurun. Dampak ekstremnya terhambatnya perkembangan paru-paru, otak bayi, merusak jaringan otak dan melemahkan perkembangan kognitif.

Ibu hamil yang terpapar polusi, juga akan cenderung melahirkan prematur, mengalami masalah pernapasan dan bayinya memiliki berat badan yang lebih rendah.

3. Pakistan cari cara mengupayakan hujan buatan

Dari banyak wilayah Punjab yang terdampak polusi udara, Multan menjadi kota paling tercemar. Indeks kualitas udara sekitar 800, sedangkan angka di atas 300 telah dianggap berbahaya.

Dilansir Associated Press, pemerintah telah memerintahkan penggunaan masker secara wajib. Tapi hal itu diabaikan oleh masyarakat.

Kini pemerintah juga sedang mencari metode untuk mendorong hujan buatan guna mengatasi masalah itu.

Fadil meminta pemerintah Pakistan untuk menjamin hak setiap anak mendapat udara bersih. Dia juga menyarankan untuk mengurangi emisi kegiatan pertanian dan industri serta transportasi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us