22 Jet Perang dan Kapal China Berpatroli di Sekitar Taiwan

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Taiwan menyatakan bahwa pada hari ini terdeteksi ada jet tempur dan kapal perang China melakukan ‘patroli’ di sekitar perairan Taiwan, usai Presiden Lai Ching-te menyatakan kesediaannya berbicara dengan Beijing.
Dilansir Straits Times pada Kamis (2/1/2025), Kemenhan Taiwan mendeteksi ada 22 jet tempur China, termasuk jet J-16, yang melakukan patroli di sekitar Taiwan, pada pagi hari tadi, waktu setempat.
Jet China ini terbang di wilayah udara di utara, barat, barat daya, dan timur Taiwan, dan segera setelah itu, pasukan Taiwan dikirim untuk berjaga-jaga.
Sedangkan, Kemenhan China belum mengeluarkan pernyataan terkait laporan dari Taiwan ini.
1. Tak ada yang bisa halangi penyatuan China-Taiwan

Akhir tahun 2024, Presiden China Xi Jinping mengatakan tak akan ada pihak yang dapat menghalangi penyatuan China dan Taiwan. Pernyataan dalam pidato tahun barunya itu memberikan ancaman yang jelas kepada pihak pro kemerdekaan Taiwan.
"Masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan adalah satu keluarga. Tidak seorang pun dapat memutuskan ikatan keluarga kita, dan tidak seorang pun dapat menghentikan tren historis penyatuan kembali negara," kata Xi dalam pidatonya.
Xi menambahkan bahwa penyatuan kembali China dengan Taiwan tidak dapat dielakkan. Menurutnya, kedua pihak harus terikat oleh tujuan yang sama dan berbagi dalam kejayaan peremajaan bangsa China.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari provinsinya. Sebaliknya, pemerintah Taiwan menolak klaim tersebut. Taiwan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat menentukan masa depan wilayah itu dan China harus menghormatinya.
2. Sinyal ancaman China ke Taiwan

Ketegangan antara kedua pihak semakin meningkat sejak terpilihnya Presiden Taiwan, Lai Ching-te, pada Mei lalu. Oleh Beijing, Lai dianggap sebagai separatis.
Awal bulan ini, China menggelar pengerahan besar-besaran pasukan angkatan lautnya di sekitar Taiwan dan di Laut Cina Timur dan Selatan setelah Lai melakukan kunjungan ke Hawaii dan wilayah AS di Guam. Kunjungan itu dikritik oleh Beijing.
China mengatakan, latihan perang adalah sinyal peringatan kepada para separatis dan berjanji akan mengambil tindakan lebih jika diperlukan.
Penjualan senjata AS ke Taiwan, yang diizinkan Undang-Undang Hubungan Taiwan, juga terus membebani hubungan Beijing dengan Washington. China secara teratur memperingatkan AS terhadap hubungan militer apa pun dengan Taiwan, dan memberikan sanksi kepada pemasok militer dan para eksekutifnya.
3. Taiwan ingin berunding dengan China?

Lai mengatakan pihaknya akan dengan senang hati melakukan perundingan dengan China. Beijing belakangan memberlakukan pemblokiran hal mendasar kepada Taiwan, seperti pariwisata.
Lai mengatakan bahwa ia telah menawarkan perundingan dengan China, akan tetapi selalunya ditolak.
"Tetapi saya tetap ingin menekankan hal ini, Taiwan berharap dapat menjalin pertukaran yang sehat dan tertib dengan China berdasarkan prinsip timbal balik dan bermartabat," katanya.
Ia mempertanyakan mengapa China tak bisa memperlakukan semua orang dengan setara, khususnya bagi Taiwan.