5 Pekerja Bantuan PBB Tewas dalam Serangan di Sudan

Jakarta, IDN Times - Konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membawa bantuan ke kota el-Fasher, Sudan, diserang pada Selasa (3/6/2025). Sedikitnya lima orang tewas dan beberapa lainnya terluka.
"Lima anggota konvoi tewas dan beberapa orang lainnya terluka. Beberapa truk terbakar, dan pasokan kemanusiaan penting rusak," kata badan anak-anak PBB (UNICEF) dan Program Pangan Dunia (WFP) dalam pernyataan bersama, dilansir dari Al Jazeera.
Kedua lembaga tersebut tidak menjelaskan bagaimana serangan terjadi atau siapa yang bertanggung jawab, namun menyerukan agar dilakukan penyelidikan segera atas insiden tersebut. Mereka juga menyampaikan keprihatinan karena bantuan makanan gagal mencapai el-Fasher yang sedang dilanda kelaparan.
"Tanpa pasokan baru dalam waktu dekat, ratusan ribu orang di el-Fasher berada dalam risiko tinggi kekurangan gizi dan kelaparan,” tambah pernyataan itu.
1. Militer Sudan dan RSF saling tuduh penyerang konvoi PBB
Konvoi bantuan tersebut terdiri dari 15 truk yang menempuh jarak lebih dari 1.800 kilometer dari Port Sudan. Serangan terjadi ketika mereka mendekati kota el-Koma, yang dikuasai oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Kedua pihak yang bertikai saling melemparkan kesalahan terkait serangan tersebut. RSF menuduh militer Sudan melancarkan serangan udara terhadap konvoi PBB, sementara pihak militer mengklaim pasukan RSF membakar truk-truk tersebut.
Konflik di Sudan, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun, telah menewaskan puluhan ribu orang, menyebabkan jutaan warga mengungsi dan membuat lebih dari separuh penduduk Sudan mengalami kelaparan akut. El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, masih menjadi salah satu wilayah yang paling rentan.
2. Puluhan orang tewas akibat serangan di el-Koma awal bulan ini
Setelah serangan tersebut, kelompok relawan lokal yang bernama Ruang Gawat Darurat el-Koma mengunggah video di Facebook yang menunjukkan sebuah truk bantuan yang terbakar. Kelompok tersebut menuding militer Sudan bertanggung jawab atas serangan itu.
El-Koma telah beberapa kali menjadi target serangan dalam konflik antara RSF dan militer Sudan. Serangan-serangan tersebut telah menyebabkan kematian warga sipil dan merusak infrastruktur penting.
Dilansir dari BBC, Ruang Gawat Darurat el-Koma melaporkan bahwa sedikitnya 89 orang tewas atau terluka setelah pesawat tempur militer Sudan melancakan serangan udara di kota itu pada Minggu (1/6/2025). Namun, pihak militer belum memberikan tanggapan atas tuduhan tersebut.
3. Pengiriman bantuan di area konflik menjadi semakin berbahaya
Serangan terhadap konvoi PBB pada Selasa merupakan yang terbaru dari serangkaian serangan terhadap operasi kemanusiaan.
Dalam beberapa pekan terakhir, fasilitas WFP di el-Fasher menjadi sasaran serangan artileri oleh RSF. Beberapa staf medis juga tewas akibat serangan terhadap Rumah Sakit El Obeid di Kordofan Utara. Pengiriman bantuan kini menjadi semakin berbahaya karena jalur akses diblokir atau diserang.
Pada Selasa, juru bicara badan pengungsi PBB (UNHCR), Eujin Byun, mengungkapkan bahwa lebih dari 4 juta orang telah melarikan diri dari Sudan sejak konflik melanda negara tersebut pada April 2023. Banyak dari mereka kesulitan menemukan tempat berlindung yang layak karena minimnya dana bantuan.
“Jika konflik terus berlanjut di Sudan, kami memperkirakan ribuan orang akan terus mengungsi, sehingga membahayakan stabilitas regional dan global,” kata Byun.