7 Orang Tewas dalam Bentrokan Antarsuku di Sudan

Jakarta, IDN Times - Ketegangan terjadi di provinsi Blue Nile, Sudan, karena bentrokan antarsuku. Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Jam malam telah diberlakukan di daerah-daerah di mana bentrokan itu terjadi. Komisi gabungan militer-polisi ditunjuk untuk menyelidiki insiden mematikan tersebut. Sampai saat ini, pihak berwenang Sudan tidak memberikan rincian suku mana yang terlibat dalam bentrokan.
1. Sebanyak 23 orang terluka dalam bentrokan antar suku
Provinsi Blue Nile adalah sebuah provinsi di Sudan bagian selatan. Kekerasan antar suku yang mematikan kerap terjadi di wilayah itu. Pada Selasa (30/8/2022), bentrokan kembali berkobar yang menewaskan tujuh orang.
Melansir Reuters, komite keamanan negara bagian mengatakan pada Jumat bahwa penyebab kerusuhan antaretnis masih dalam penyelidikan. Laporan sementara menyebutkan, selain korban tewas, ada 23 orang yang mengalami cedera.
Sudan telah mengalami gejolak politik sejak diktator Umar al-Bashir digulingkan pada 2019. Gejolak tersebut masih terus terjadi, ditambah dengan kekacauan karena bentrokan antar suku mematikan yang kerap terjadi.
2. Pihak berwenang menerapkan jam malam
Bentrokan terbaru yang mematikan di provinsi Blue Nile dimulai pada Kamis. Menurut penjelasan pejabat pemerintah, bentrokan itu terjadi di kota Roseires.
Pihak berwenang segera memberlakukan jam malam, kutip Associated Press. Pertemuan yang melibatkan banyak orang telah dilarang di daerah-daerah di mana bentrokan itu terjadi. Komisi untuk menyelidiki insiden telah dibentuk pihak berwenang.
Tidak ada penjelasan rinci apa yang telah memicu pertempuran mematikan terbaru, dan suku mana yang terlibat. Tapi pada Juli, provinsi Blue Nile menyaksikan pertempuran sengit antara etnis Hausa dan Birtha yang menyebabkan 105 orang tewas serta ratusan lain terluka.
3. Demonstran tewas dalam unjuk rasa antimiliter

Selain kekerasan antar etnis, di pusat ibu kota Khartoum, demonstran masih kerap melancarkan unjuk rasa yang menentang pemerintahan militer yang mencoba mendominasi negara tersebut. Demonstrasi itu memasuki bulan ke-10.
Dalam unjuk rasa terbaru, seorang demonstran tewas pada Rabu. Menurut Reuters, Komite Sentral Dokter Sudan menjelaskan demonstran itu tewas setelah dihantam dengan tabung gas air mata dan kemudian dilindas kendaraan milik pasukan keamanan.
Kematian itu menambah jumlah korban demonstran anti-militer. Dengan korban terbaru, total ada 117 orang yang tewas dalam protes yang sudah dimulai sejak kudeta militer tahun lalu.
"Kami akan berada di jalanan sampai kami mengalahkan kudeta dan memenangkan pemerintahan sipil yang demokratis," kata Ahmed Taha, salah seorang mahasiswa yang memutuskan untuk terus melakukan demonstrasi.